Jumat 17 Nov 2023 18:15 WIB

BP3IP Jakarta Selesai Melatih 19 Instruktur Pelaut Namibia

Pelatihan memungkinkan pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan best practice peserta.

19 instruktur pelaut asal Republik Namibia telah mengikuti program Training of Trainer (TOT) IMO Model Course 6.0919.
Foto: dok. Republika
19 instruktur pelaut asal Republik Namibia telah mengikuti program Training of Trainer (TOT) IMO Model Course 6.0919.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama dua pekan, 19 instruktur pelaut asal Republik Namibia telah mengikuti program Training of Trainer (TOT) IMO Model Course 6.0919 yang diselanggarkan oleh Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) yang merupakan perguruan tinggi dibawah penggelolan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan. 

Pada penutupan pelatihan Direktur BP3IP Mohamad Murdiyanto yang mewakili Plt Kepala BPSDMP Capt Wisnu Handoko mengatakan, bahwa pelatihan ini memberikan banyak manfaat bagi peserta. Antara lain pelatihan ini membekali peserta dengan teknik pengajaran dan metodologi canggih yang khusus untuk industri maritim. 

“Para peserta memperoleh wawasan berharga tentang strategi pengajaran yang efektif, metode penilaian, dan teknik pengelolaan kelas. Peserta juga menerima pengetahuan terbaru dari International Maritime Organization tentang peraturan, pedoman, dan best pracatice. Pengetahuan ini akan memungkinkan mereka untuk menyampaikan informasi terbaru dan relevan kepada siswa-siswa mereka di masa depan,” kata Murdiyanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Jumat (17/11/2023)..

Ia juga menambahkan, pelatihan yang berlangsung dari tanggal 6 November hingga 17 November ini bermanfaat dalam meningkatkan dan mengembangkan tugas profesional para peserta. Peserta mempelajari keterampilan baru, memperluas wawasan  dan meningkatkan kemampuan mengajar, yang dapat meningkatkan karir dan kemajuan mereka di industri maritim. 

Menurut Murdiyanto dengan mengikuti pelatihan ini, para instruktur telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pendidikan dan pelatihan di dunia maritim. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh akan berkontribusi pada penyediaan program pelatihan yang berkualitas, memastikan kompetensi dan keselamatan di dunia maritim di masa depan.

“Secara keseluruhan, pelatihan TOT IMO Model Course 6.09 telah membekali peserta dengan peralatan, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi instruktur maritim yang handal. Hal tersebut akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan profesional mereka, meningkatkan kemampuan mengajar  dan pada akhirnya memberikan manfaat bagi seluruh industri maritim,” katanya.

Melalui pelatihan ini, kata Murdiyanto, diharapkan terjalin hubungan yang kuat dan harmonis antara Republik Indonesia dan Republik Namibia. Partisipasi peserta dari Namibian Maritime and Fisheries Institute (NAMFI) dalam pelatihan ini telah memungkinkan pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan best practice antara kedua negara.

“Diharapkan bahwa program ini tidak hanya berdampak positif pada peserta secara individu, tetapi juga mendorong kerjasama bilateral yang lebih erat antara kedua negara dalam berbagai aspek, termasuk pendidikan maritim, pengembangan sumber daya manusia, dan sektor perhubungan,” katanya.

Mengenal budaya

Sementara itu, Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional (KSPI), Kementerian Luar Negeri, Maria Renata Hutagalung mengatakan, selain manfaat untuk tugas profesional sebagai instruktur, para peserta TOT IMO Model Course 6.09 juga mendapatkan kesempatan untuk mengenal Indonesia dan budayanya. 

“Karena pelatihan ini dilaksanakan di Indonesia, maka para peserta merasakan lingkungan di Indonesia, yang memungkinkan mereka untuk mengenal dan merasakan tradisi, adat istiadat, dan keramahan bangsa Indonesia,” katanya.

Maria juga mengatakan, melalui interaksi dengan penduduk lokal dan kegiatan budaya yang diadakan selama pelatihan, peserta mendapatkan wawasan tentang budaya Indonesia, termasuk keanekaragaman kuliner, seni tradisional, musik, dan tarian. Pengenalan budaya ini tidak hanya memperkaya pengalaman mereka, tetapi juga memperkuat pemahaman dan penghargaan atas budaya lokal Indonesia (cross-cultural).

“Melalui pelatihan ini, Republik Indonesia dan Republik Namibia dapat memperkuat hubungan bilateral dan melanjutkan kerja sama yang saling menguntungkan, menciptakan iklim yang harmonis untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman di masa depan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement