Senin 13 Nov 2023 01:54 WIB

Terminal Blok M Jadi Kawasan Transit Mulai 2024

Revitalisasi terminal Blok M rencananya akan dimulai pada 2024.

Sejumlah penumpang menunggu kedatangan bus Transjakarta di Terminal Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (2/11/2023). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merevitalisasi Terminal Blok M menjadi kawasan transit oriented development (TOD) yang nantinya akan terintegrasi dengan stasiun MRT Blok M. Pembangunan tersebut akan dimulai pada tahun 2024 hingga tahun 2029, sehingga lokasi pemberhentian bus akan dipindahkan sementara ke Jalan Melawai Raya, Jalan Panglima Polim dan Jalan Sultan Hassanuddin.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang menunggu kedatangan bus Transjakarta di Terminal Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (2/11/2023). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merevitalisasi Terminal Blok M menjadi kawasan transit oriented development (TOD) yang nantinya akan terintegrasi dengan stasiun MRT Blok M. Pembangunan tersebut akan dimulai pada tahun 2024 hingga tahun 2029, sehingga lokasi pemberhentian bus akan dipindahkan sementara ke Jalan Melawai Raya, Jalan Panglima Polim dan Jalan Sultan Hassanuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengelola Terminal Blok M dan PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan revitalisasi terminal di Jakarta Selatan tersebut agar menjadi kawasan transit (transit oriented development/TOD) mulai 2024.

"Dimulai 2024 karena dari masterplan-nya itu besar jadi bisa selesai empat hingga lima tahun. Jadi bukan terminal saja tapi tetap kawasan niaga," kata Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Terminal Bus Blok M Joni Budhi saat dihubungi di Jakarta, Ahad (12/11/2023).

Baca Juga

Joni menuturkan sebenarnya rencana ini sudah tertuang dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 55 Tahun 2020 mengenai Panduan Rancang Kota (PRK) Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Blok M dan Sisingamangaraja yang berlokasi di Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Administrasi Jakarta Selatan, seluas kurang lebih 113,7 hektare (ha).

Dalam revitalisasi tersebut, PT MRT Jakarta menangani pembangunannya, sedangkan pengelola Terminal Blok M sebagai pelaksana teknis lapangan. Rencananya dari Stasiun MRT Blok M, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu hingga ke Terminal Blok M akan terhubung sesuai konsep perencanaan tata ruang (masterplan).

Bangunan di kawasan Terminal Blok M akan dipersempit, namun bentuknya tetap dipertahankan untuk menyambung simpul transportasi terintegrasi. "Ada perubahan, cuma bentuk terminalnya masih ada karena simpul transportasi terintegrasi dari moda kereta MRT ke moda darat seperti TransJakarta dan sebagainya," katanya.

Selain itu, kawasan transit ini akan ditambahkan fasilitas seperti hunian berupa apartemen, kawasan perbelanjaan, tempat jalan kaki (jogging) hingga lajur sepeda.

Joni mengatakan, pihaknya akan membuat halte sementara sebagai pemberhentian armada yang nantinya berada di kawasan lingkar luar Blok M mulai dari Panglima Polim hingga Mabes Polri.

"Nanti rute Terminal Blok M masih bisa dilewati meski sekarang bukan tujuan akhir, lantaran semua transportasi sudah terintegrasi dan kebanyakan berakhir di Bundaran Senayan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement