Jumat 10 Nov 2023 07:53 WIB

Juru Bicara: Setiap Jeda Pertempuran di Gaza Harus Berkoordinasi dengan PBB

Israel setuju melakukan jeda serangan selama empat jam di utara Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina memeriksa kerusakan masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (8/11/2023).
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Warga Palestina memeriksa kerusakan masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (8/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Juru bicara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Stephane Dujarric, mengatakan setiap jeda pertempuran Israel dan Hamas di Jalur Gaza untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk membutuhkan koordinasi dengan PBB. Dalam pernyataan, Kamis (9/11/2023) Dujarric menambahkan jeda juga harus disepakati semua pihak yang berkonflik "agar benar-benar efektif."

Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan Israel setuju melakukan jeda serangan selama empat jam di utara Gaza untuk mengizinkan warga meninggalkan medan pertempuran. Namun tidak ada tanda-tanda jeda itu akan segera dimulai.

Baca Juga

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan jeda yang akan memungkinkan orang untuk melarikan diri di sepanjang dua koridor kemanusiaan dan dapat digunakan untuk pembebasan sandera, merupakan langkah awal yang signifikan.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan jeda akan dilakukan dengan menyebar dan tidak ada konfirmasi resmi mengenai rencana jeda akan dilakukan berulang.

Ketika ditanya, apakah akan ada "penghentian" dalam pertempuran, Netanyahu mengatakan di Fox News Channel: "Tidak. Pertempuran melawan musuh Hamas, teroris Hamas, terus berlanjut tetapi di lokasi-lokasi tertentu untuk jangka waktu tertentu selama beberapa jam di sini atau beberapa jam di sana, kami ingin memfasilitasi perjalanan yang aman bagi warga sipil untuk menjauh dari zona pertempuran dan kami melakukan itu."

Di lapangan di Gaza utara, tidak ada laporan tentang jeda dalam pertempuran. Pasukan Israel mengepung Kota Gaza dan tank-tanknya bergerak maju ke jantung kota untuk memburu Hamas. Masing-masing pihak melaporkan menjatuhkan korban jiwa dalam pertempuran sengit di jalanan.

Para pejabat Israel berbicara secara umum tentang langkah-langkah yang tampaknya sesuai dengan pengaturan yang sudah ada. Dalam beberapa hari terakhir, Israel mengizinkan warga sipil melintas dengan aman di sepanjang rute utama Gaza ke selatan selama tiga atau empat jam setiap hari. Komentar Gedung Putih mengisyaratkan rute kedua akan dibuka.

"Kami melakukan langkah-langkah lokal dan tepat untuk memungkinkan keluarnya warga sipil Palestina dari Kota Gaza ke arah selatan, sehingga kami tidak membahayakan mereka. Hal-hal ini tidak mengurangi pertempuran," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Dalam konferensi pers kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pasukannya menerobos apa yang ia gambarkan sebagai "kawasan keamanan Hamas" di Gaza utara yang mencakup pusat komando, pabrik pembuatan amunisi, dan pos-pos lainnya.

"Kami bertempur dan menewaskan lebih dari 50 teroris. Kami menemukan banyak senjata. Kami juga menemukan banyak materi intelijen yang akan kami ambil dan pelajari. Kami terus membersihkan area ini dan area lainnya," kata Hagari.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement