Selasa 07 Nov 2023 13:01 WIB

AS Bakal Kirim Bom Presisi ke Israel Senilai Rp 4,983 Triliun

Presiden Joe Biden sudah menyampaikan rencana mengirim bom ke Israel ke Kongres AS.

Presiden AS Joe Biden saat bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu, 18 Oktober 2023, di Tel Aviv.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Joe Biden saat bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu, 18 Oktober 2023, di Tel Aviv.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberi tahu Kongres Amerika Serikat (AS) bahwa mereka berencana mentransfer bom presisi senilai 320 juta dolar AS atau setara Rp 4,983 triliun (kurs Rp 15.573 per dolar AS) untuk Israel, demikian laporan Reuters, mengutip sebuah sumber, Senin (6/11/2023).

Sumber yang mengetahui rencana tersebut mengonfirmasi kepada Reuters pada hari Senin bahwa Washington bermaksud mengirim Spice Family Gliding Bomb Assemblies, sejenis senjata berpemandu presisi yang ditembakkan oleh pesawat tempur.

Baca Juga

Sebelumnya, Wall Street Journal (WSJ) juga melaporkan bahwa pemerintahan Biden mengirimkan pemberitahuan resmi pada 31 Oktober kepada para pemimpin Kongres mengenai rencana transfer tersebut.

Mengutip korespondensi yang dilihatnya, WSJ mengatakan produsen senjata Rafael USA akan mentransfer bom tersebut ke perusahaan induknya di Israel, Rafael Advanced Defense Systems, untuk digunakan oleh kementerian pertahanan Israel.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada Kamis (2/11/2023) lalu menyetujui paket bantuan militer mandiri senilai 14,3 miliar dolar AS (sekitar Rp 225,4 triliun) untuk Israel di tengah invasi Tel Aviv yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Akhir Oktober lalu, Presiden Biden mengajukan anggaran tambahan senilai lebih dari 105 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.655 triliun) kepada Kongres. Anggaran tambahan tersebut termasuk bantuan untuk militer Israel senilai lebih dari Rp 225 triliun.

AS telah memberi Israel bantuan militer sekitar 3,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 59,9 triliun) setiap tahunnya–jumlah terbesar dibandingkan negara mana pun di seluruh dunia.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement