REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak Elon Musk membeli Twitter setahun yang lalu, dia telah mengembangkan media sosial itu untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Dia mengatakan baru-baru ini kepada karyawannya bahwa Twitter yang sekarang disebut X sedang dalam proses menjadi aplikasi tunggal yang mencakup segalanya alias palugada.
Menjadi “alun-alun kota digital”, seperti yang dia gambarkan di Twitter di masa lalu, tidaklah cukup. Agar X berhasil di mata Musk, platform tersebut harus bersaing dengan YouTube, LinkedIn, FaceTime, aplikasi kencan, dan seluruh industri perbankan. “Kami dengan cepat mengubah perusahaan dari sebelumnya, Twitter 1.0 menjadi aplikasi segalanya,” kata Musk dalam pertemuan internal X pada 26 Oktober, yang dikutip oleh The Verge.
Dilansir The Verge, Ahad (5/11/2023), pertemuan tersebut bertepatan dengan peringatan Musk secara resmi membeli Twitter seharga 44 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan merupakan kerja sama pertamanya dengan Linda Yaccarino, yang bergabung sebagai CEO pada bulan Mei.
Musk, yang masih mengawasi tim produk dan teknik X, melakukan sebagian besar pembicaraan selama panggilan telepon berdurasi 45 menit tersebut. Walaupun tujuan dari pertemuan ini sebagian adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan para karyawan sebelumnya, dia justru mengambil kesempatan tersebut untuk menyampaikan segala hal mulai dari berbagi berita buruk dalam rapat hingga keadaan jurnalisme.
Mengubah Twitter menjadi X sejauh ini merupakan proses yang berantakan. Pengiklan terbesar perusahaan sebagian besar telah melarikan diri selama setahun terakhir karena kejenakaan Musk; langganan X Premiumnya belum populer; usahanya masih belum menguntungkan; dan valuasinya merosot.
Musk, bagaimanapun, memproyeksikan optimisme selama pembicaraan pekan lalu, dengan mengatakan, “Saya pikir ini adalah tingkat inovasi tercepat yang pernah ada untuk perusahaan internet mana pun.”