Kamis 02 Nov 2023 13:13 WIB

Kemlu RI: WNI di Gaza Belum Bisa Dievakuasi Karena Masih Ada Pertempuran

Saat ini Rafah merupakan penyeberangan satu-satunya untuk masuk dan keluar Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha.
Foto: ANTARA/Yashinta Difa)
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha mengungkapkan, saat ini proses evakuasi WNI dari Jalur Gaza belum bisa dilakukan. Hal itu karena di daerah tempat mereka tinggal masih terjadi pertempuran.

Pernyataan Judha menanggapi tentang sudah dimulainya proses evakuasi warga asing dari Gaza melalui gerbang penyeberangan Rafah pada Rabu (1/11/2023).

Baca Juga

“Kita masih terus upayakan evakuasi WNI di Gaza. Situasi di lokasi tempat tinggal WNI masih terjadi pertempuran, sehingga belum ada jalur evakuasi aman ke Rafah,” kata Judha kepada Republika, Kamis (2/11/2023).

Judha mengungkapkan, saat ini perwakilan RI masih terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengeluarkan WNI dari Gaza. “Safe passage perlu disepakati pihak-pihak terkait. Keselamatan para WNI jadi prioritas utama,” ujarnya.

Reuters, dalam laporannya yang mengutip tiga sumber Mesir dan seorang pejabat Palestina mengungkapkan, terdapat setidaknya 320 pemegang paspor asing dan beberapa warga Palestina yang terluka keluar dari Gaza melalui Rafah pada Rabu lalu. Saat ini Rafah merupakan penyeberangan satu-satunya untuk masuk dan keluar Gaza.

Reuters, mengutip keterangan yang dipublikasikan laman Facebook otoritas penyeberangan perbatasan Gaza, memuat daftar pemegang paspor asing yang masuk dalam gelombang pertama evakuasi melalui Rafah. Indonesia termasuk dalam daftar tersebut bersama Jepang, Austria, Bulgaria, Yordania, Australia, Republik Ceko, dan Finlandia.

Namun Judha Nugraha mengoreksi laporan tersebut. “Belum,” ujar Judha saat dikonfirmasi tentang laporan Reuters yang menyebut sudah ada pemegang paspor Indonesia meninggalkan Gaza melalui Rafah.

Judha mengungkapkan, total WNI yang hendak dievakuasi dari Gaza berjumlah tujuh orang. Kendati demikian, dia tidak bisa menjelaskan secara detail tentang bagaimana proses pelaksanaan evakuasi ketujuh WNI tersebut mengingat masih berlangsungnya pertempuran.

Judha hanya menyampaikan sudah ada tim perwakilan RI yang menunggu di Rafah. “Tim KBRI Kairo sudah siaga di perbatasan Rafah sejak kemarin (Rabu),” ucapnya.

Dalam pengarahan pers pada Rabu lalu, Judha mengungkapkan, saat ini terdapat 10 WNI di Jalur Gaza. Namun dari kesepuluh WNI tersebut, yang bersedia dievakuasi hanya tujuh orang. Tiga lainnya memilih tinggal di Gaza karena mereka merupakan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MERC), yakni organisasi sosial kemanusiaan asal Indonesia.

“Ketiga WNI itu memang memilih tetap tinggal untuk menjalankan tugas kemanusiaan di Rumah Sakit Indonesia (di Gaza) dan kita hargai pilihan tersebut,” kata Judha dalam pengarahan pers bersama Menlu Retno Marsudi.

Dia menjelaskan, sesuai UU Nomor 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, tugas negara adalah menyelamatkan WNI dari zona berbahaya ke lokasi yang aman. Namun prosesnya harus dilakukan secara sukarela.

“Kami tidak bisa memaksa. Negara bertugas menyiapkan dan menyediakan fasilitas (evakuasi) tersebut, tapi pilihan kembali ke pribadi masing-masing WNI,” ucap Judha. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement