Rabu 01 Nov 2023 13:42 WIB

Pakar Sebut Anies-Ganjar Bisa Bersatu Lawan Pasangan Prabowo-Gibran

Anies atau Ganjar bisa saling dukung jika salah satu kandas pada putaran pertama.

Rep: Erik PP/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Calon Presiden Prabowo Subianto, Anies Rasyid Baswedan dan, Ganjar Pranowo.
Foto: ANTARA/Jessica Wuysang,Republika
Calon Presiden Prabowo Subianto, Anies Rasyid Baswedan dan, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, dua calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo bisa saling bekerja sama. Dia menyebut tak tertutup kemungkinan, Anies atau Ganjar saling dukung jika salah satu dari mereka kandas pada putaran pertama Pilpres 2024.

"Jadi, itu masuk akal itu menjadi bagian dari strategi. Kemudian, nanti mereka ini, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies-Muhaimin (bergabung) menjadi satu poros," kata Emrus kepada wartawan di Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Belakangan, Ganjar terlihat kian akrab dengan Anies. Setidaknya, keakraban itu terlihat di media sosial. Melalui lini masa X (Twitter) terverifikasi @aniesbaswedan, ia memberikan ucapan selamat ulang tahun menggunakan bahasa Jawa, dan minta ditraktir lawannya tersebut.

"Selamet ulang tahun, Dab @ganjarpranowo! Mugi-mugi terus sehat, nek ono daladh-daladh bareng ojo lali ngundang ya," ujar Anies.

Ucapan tersebut pun direspons Ganjar dengan santai. Dia mengaku tidak dapat mentraktir Anies karena sedang tanggal tua. "Maturnuwun dab @aniesbaswedan, sampeyan mugo-mugo sehat terus juga yo. Duh tanggal tua lagi poya mothig e hahaha," kata Ganjar bergurau.

Keduanya juga berbalas komentar di media massa. Dalam sebuah acara di Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/10/2023), Anies menyinggung isu dinasti politik yang sedang ramai diperbincangkan publik. Tanpa spesifik menyebut nama Jokowi, Anies mengingatkan, rakyat tak akan membiarkan nepotisme tumbuh di Indonesia.

"Bapak-ibu, kita ingin tidak nepotisme hidup di negeri ini lagi? Negara ini adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan milik satu dua keluarga, betul tidak?" ujar Anies.

Terpisah, Ganjar mengamini pernyataan Anies itu. "Semua sudah tau, emang milik siapa? Negara milik kita, milik rakyat Indonesia," ujar Ganjar kepada wartawan di Hotel Peninsula, Jakarta.

Kesamaan pandangan antara Ganjar dan Anies mengenai isu politik dinasti, menurut Emrus, menandakan keduanya seolah sepakat menjadikan Prabowo-Gibran sebagai 'musuh bersama'. Dia menyebut, bukan tidak mungkin kesamaan persepsi antara dua kandidat itu diikuti para pendukung mereka.

"Pandangan mereka sama, yaitu negara ini bukan milik keluarga, negara ini milik rakyat. Sehingga mereka bisa menjadi kesatuan di dalam pergerakan politik ke depan. Jadi, Prabowo dan Gibran jadi satu tersendiri secara eksklusif," kata Emrus.

Menurut Emrus, Ganjar dan Anies pantas mengingatkan publik apabila negara bukan milik segolongan keluarga. Pasalnya, pencalonan Gibran sebagai cawapres tidak melalui proses yang sehat dalam demokrasi. "Padahal, dia secara prestasi juga belum mencolok," ujar Emrus.

Pencalonan Gibran yang dipaksakan, menurut Emrus, juga berisiko bagi peluang menang Prabowo. "Prabowo dan Gibran ini tampak jadi eksklusif karena diloloskan melalui keputusan MK. Tapi, Anies Baswedan dan Ganjar itu memperlihatkan kejernihan dalam berpikir," kata Emrus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement