Selasa 31 Oct 2023 16:45 WIB

Ambisi Besar Putin untuk Luncurkan Stasiun Luar Angkasa Baru

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akan dipensiunkan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ambisi Rusia meluncurkan stasiun luar angkasa baru pada 2027./ilustrasi
Foto: Roscosmos Space Agency via AP
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ambisi Rusia meluncurkan stasiun luar angkasa baru pada 2027./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim program antariksa independen negaranya kini berjalan dengan kecepatan penuh. Dalam sebuah pertemuan pekan lalu, Putin menyampaikan ambisi Rusia meluncurkan stasiun luar angkasa baru pada 2027.

"Ketika sumber daya Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) habis, kita tidak hanya memerlukan satu segmen, tapi seluruh stasiun untuk dapat dioperasikan," ujar Putin, dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (31/10/2023).

Baca Juga

ISS memang akan "dipensiunkan" pada 2030. Karena itu, Putin berambisi agar modul pertama platform orbital baru yang jadi bagian stasiun luar angkasa Rusia dapat diluncurkan pada 2027.

Sejak proyeknya dimulai pada tahun 1988, ISS telah menjadi model kerja sama ilmiah internasional, antara Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan negara lainnya. Sementara, sebagai imbas akibat serangan Rusia terhadap Ukraina, terdapat kabar bahwa Rusia berpisah jalan dengan Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA). Namun, belum ada keputusan resmi bahwa Rusia akan meninggalkan ISS dalam waktu dekat.

Sempat ada kabar bahwa Rusia akan meninggalkan ISS pada 2024. Kabar lain, saat ini Rusia berencana melanjutkan partisipasinya di ISS hingga 2028. Namun, itu disebut sebagai tindakan sementara.

Kepada rakyatnya, Putin juga berjanji untuk terus melanjutkan program antariksa Rusia di Bulan. Kabar itu menyusul bencana pendaratan pesawat Luna-25 milik Rusia di kutub selatan Bulan pada Agustus 2023. 

Insiden tersebut terjadi saat manuver pra-pendaratan di permukaan Bulan. Setelah peristiwa itu, publik menyoroti masalah pendanaan, skandal korupsi, dan kemunduran lain yang menghambat program luar angkasa Rusia. "Sangat disayangkan. Itu adalah pengalaman negatif. Namun, itu akan digunakan di masa depan untuk menghindari kesalahan," ungkap Putin.

Yuri Borisov selaku kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, mendukung keputusan Putin untuk mempertahankan kemampuan negaranya dalam penerbangan luar angkasa berawak. Dia juga berharap proyek antariksa Rusia berjalan lancar.

"Jika kita tidak memulai pekerjaan skala besar untuk membangun stasiun orbital Rusia pada tahun 2024, kemungkinan besar kita akan kehilangan kemampuan karena kesenjangan waktu," ucap Borisov.

Dia mengatakan bahwa misi peluncuran berikutnya ke Bulan mungkin akan dimajukan, dari 2027 ke 2026. Namun, pangkalan luar angkasa baru tetap menjadi prioritas utama badan antariksa tersebut.

Kantor berita Rusia, Interfax, melaporkan dari sumber industri yang tidak disebutkan namanya bahwa program pembangunan stasiun luar angkasa baru Rusia akan menelan biaya enam miliar dolar AS (sekitar Rp 95,12 triliun). Ketika selesai, pangkalan tersebut akan mampu menampung hingga empat kosmonaut dan peralatan ilmiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement