REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Atlantis disebut-sebut sebagai sebuah benua dalam dongeng yang telah ditelan oleh laut, yang kemudian luput dari perhatian para pencarinya. Sementara daratan lain yang telah lama hilang dan kurang terkenal, juga telah ditemukan di dasar lautan.
Sisa Argoland, benua berusia 155 juta tahun yang pernah terbentang seluas Amerika Serikat, kini ditemukan tersebar di sepanjang Samudera Hindia dan Asia Tenggara. “Menemukan Argoland terbukti menantang,” tulis para ahli geologi dalam studi pra-cetak yang diterbitkan pada 19 Oktober di jurnal Gondwana Research. “Kami menghabiskan tujuh tahun untuk menyusun teka-teki ini,” kata salah satu penulis penelitian, Eldert Advokaat, melansir dari Phys, Senin (30/10/2023).
Argoland diyakini telah memisahkan diri dari Australia pada akhir periode Jurassic, ketika Brachiosauruses dan Stegosauruses menjelajahi Bumi. Selama ribuan tahun, benua ini kemudian menyebar ke Asia Tenggara sebelum akhirnya menghilang.
Para peneliti sudah lama menduga benua tersebut pernah ada, terbukti dengan adanya ‘void’ atau cekungan yang ditinggalkannya yang dikenal dengan nama Dataran Argo Abyssal. Namun tidak ada sisa daratan sebesar itu yang pernah ditemukan. “Jika benua dapat tenggelam ke dalam mantel bumi dan menghilang seluruhnya, tanpa meninggalkan jejak geologis di permukaan Bumi, maka kita tidak akan memiliki banyak gambaran tentang seperti apa Bumi di masa lalu secara geologis,”ujar salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini, Douwe van Hinsbergen.
Namun akhirnya, serpihan batu di benua itu telah terlihat. Ahli geologi Belanda mendeteksi jejak-jejak daratan yang hilang dalam bentuk ‘mega-unit’ tektonik, yang tersebar di dasar laut dan tertanam di pulau-pulau kecil.
Beberapa bagian benua ini, yang dulunya terbentang lebih dari 3.000 mil atau sekitar 5.000 kilometer, tersembunyi di bawah hutan hijau di sebagian besar wilayah Indonesia dan Myanmar.
Dengan menggunakan sisa-sisa benu tersebut, ahli geologi dapat dengan cermat memetakan kehancuran perlahan di Argoland, yang kemudian mereka buat ulang dalam sebuah video.
Tampaknya, pulau tersebut terpecah menjadi sebuah kepulauan selama periode Trias Akhir, yang sebagiannya kemudian tenggelam ke laut. Benua hilang lainnya mengalami proses serupa, termasuk Zealandia, benua yang tenggelam di dekat Australia, dan Greater Adria, sebuah benua yang dulunya terletak di Laut Mediterania.
Menyatukan kehidupan dan kematian benua sangat penting untuk memahami proses seperti evolusi keanekaragaman hayati dan iklim, atau untuk menemukan bahan mentah. “Dan pada tingkat yang lebih mendasar, untuk memahami bagaimana gunung terbentuk atau untuk mengetahui kekuatan pendorong di balik lempeng tektonik,” ucap van Hinsbergen.