REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain faktor usia, kemunculan kerutan atau keriput di wajah juga dapat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, seperti kebiasaan merokok hingga paparan sinar matahari. Tak hanya itu, cara atau kebiasaan tidur juga bisa mendorong munculnya keriput di wajah.
Menurut ahli bedah okuplastik, Dr Maryam Zamani, salah satu kebiasaan tidur yang bisa memicu munculnya keriput di wajah dan memperjelas tampilan keriput yang sudah ada adalah tidur menyamping. Tampilan keriput cenderung lebih jelas pada sisi wajah yang sering tertindih ketika tidur menyamping.
"Tidur menyamping bisa menyebabkan tekanan repetitif pada area spesifik, menciptakan kerutan dan memperburuk tampilan garis halus dan kerutan," ujar Dr Zamani, seperti dilansir Mail Online pada Ahad (29/10/23).
Kebiasaan tidur tengkurap juga dapat mendorong munculnya kerutan di wajah, menurut Dr Dianni Dai dari Elan Laser Clinics. Dr Dai mengungkapkan bahwa posisi tidur tengkurap dapat membuat wajah lebih menekan pada bantal sehingga kerutan dan keriput bisa muncul seiring waktu.
"Menurut studi dalam Aesthetic Surgery Journal, kekuatan kompresi, ketegangan, dan tekanan yang tertuju pada wajah kita saat tidur bisa memicu distorsi wajah," kata clinical facialist dan direktur Kate Kerr London Clinic, Kate Kerr.
Kerr mengungkapkan bahwa kerutan atau lipatan vertikal yang terbentuk saat tidur menyamping atau tengkurap memang bersifat sementara. Namun, seiring dengan bertambahnya usia kulit, elastisitasnya juga akan ikut menurun sehingga kerutan yang dipicu oleh tekanan pada bantal saat tidur bisa menjadi permanen.
Tak hanya keriput, tidur tengkurap pun bisa memicu timbulnya jerawat. Kemunculan jerawat ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara kulit dan bantal.
Selain memicu timbulnya kerutan atau keriput, sebagian orang meyakini bahwa cara atau posisi tidur bisa membuat wajah menjadi asimetris. Hal ini semakin hangat dibicarakan setelah seorang pemengaruh kecantikan, Marianne, membuat sebuah video di Tiktok. Dalam video tersebut, Marianne mengklaim bahwa bentuk bibirnya yang tidak simetris disebabkan oleh kebiasaannya tidur menyamping.
Dampak kebiasaan tidur terhadap simetri wajah masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Sebagian ahli, termasuk Kerr, menilai bahwa posisi tidur tidak memicu perubahan pada wajah. Menurut Kerr, posisi tidur tidak akan mungkin memberikan dampak yang signifikan terhadap simetri mata dan bibir.
Namun, tak sedikit pula ahli yang meyakini bahwa posisi tidur bisa memberi dampak pada simetri wajah. Salah satunya adalah Dr Zamani. Menurut Dr Zamani, tekanan berulang pada satu sisi wajah saat tidur menyamping atau tengkurap bisa memperburuk ketidaksimetrisan di wajah. "Ini bisa memperburuk asimetri pada mata, bibir, dan wajah," ujar Dr Zamani.
Dengan kata lain, kebiasaan tidur menyamping atau tengkurap dapat membuat satu sisi mata bisa memiliki bentuk yang sedikit berbeda dari sisi lainnya. Satu sisi bibir juga bisa terlihat lebih menurun dibandingkan sisi lainnya.
"Semakin kita menua, ketidaksimetrisan menjadi semakin jelas terlihat, lebih lanjut, elastisitas kulit pun menurun sehingga kerutan yang terbentuk membutuhkan waktu lebih lama untuk merehidrasi diri dan kembali ke bentuk semula setelah tidur," kata Dr Zamani
Lantas, apa solusinya? Untuk menghindari beragam dampak ini, posisi tidur yang dianjurkan adalah tidur telentang. Akan tetapi, hal ini tentu sulit dilakukan oleh orang-orang yang terbiasa tidur menyamping atau tengkurap. Terlebih, orang-orang tak bisa mengendalikan posisi tidur mereka ketika sudah terlelap.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan bantal leher yang biasa digunakan orang-orang saat berpergian. Praktisi keperawatan, Seendy Ramoutar, mengungkapkan bahwa penggunaan bantal leher bisa mencegah perubahan posisi tidur jadi menyamping saat terlelap.
Sedangkan untuk orang-orang yang terbiasa tidur tengkurap, Dr Dai merekomendasikan perubahan yang bertahap. Salah satunya, dimulai dengan menggunakan bantal yang lebih tipis untuk mengurangi tekanan pada leher.
Namun bagi orang-orang yang tidak bisa tidur telentang karena alasan medis, seperti memiliki masalah apnea tidur, tidak perlu memaksakan diri untuk tidur telentang. Mereka tetap bisa tidur menyamping agar kondisi mereka tidak memburuk.
Namun untuk menghindari perburukan kerutan atau keriput, Dr Dai menganjurkan agar orang-orang mengawali tidur dengan menyamping ke sisi yang tidak mereka sukai. Karena saat tertidur, mereka biasanya akan tanpa sadar mengubah posisi dan tidur menyamping ke sisi yang mereka sukai.
Selain posisi tidur, hal penting lain yang juga perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan tampilan kulit adalah kualitas tidur. Dr Zamani juga merekomendasikan penggunaan perawatan kulit yang sesuai dengan kondisi kulit masing-masing sebelum tidur. Tak hanya itu, Dr Zamani pun mengimbau agar orang-orang membiasakan diri untuk minum yang cukup agar kulit tetap terhidrasi.