REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Microsoft Satya Nadella mengakui bahwa perusahaannya telah melakukan kesalahan besar yang serius di bidang teknologi seluler. Menurut Nadella, kesalahan itu adalah keputusan Microsoft untuk tidak melanjutkan pengembangan bisnis telepon seluler.
"Keputusan yang menurut saya dibicarakan banyak orang, dan salah satu keputusan tersulit yang saya buat ketika saya menjadi CEO, adalah keluarnya kami dari apa yang saya sebut sebagai telepon seluler, seperti yang didefinisikan pada saat itu," ujar Nadella.
Dia menyampaikan itu dalam wawancara dengan Business Insider. Menurut Nadella, keputusan itu sebenarnya bisa dipikirkan dengan lebih matang. Saat ini, Nadella baru menyadari bahwa seharusnya dahulu ada cara untuk menangani krisis dengan menciptakan kembali kategori komputasi antara PC, tablet, dan ponsel.
Dikutip dari laman The Verge, Kamis (26/10/2023), Nadella mengambil alih jabatan CEO Microsoft dari pendahulunya, Steve Ballmer, pada 2014. Setahun kemudian, perusahaan rugi besar hingga 7,6 miliar dolar AS terkait dengan akuisisi Microsoft atas bisnis telepon Nokia.
Microsoft akhirnya mengonfirmasi bahwa Windows Phone telah mati beberapa tahun setelah penghapusan bisnis ponsel Nokia. Nadella kini menjadi CEO Microsoft ketiga yang mengakui kesalahan seluler itu di perusahaannya, selain beberapa sosok lainnya.
Salah satu pendiri Microsoft dan mantan CEO, Bill Gates, pernah menyebut kesalahan terbesarnya adalah Microsoft kalah dari Android. Hal itu mengingat Google mengakuisisi Android pada 2005 seharga 50 juta dolar AS. Mantan CEO Google, Eric Schmidt, pada 2012 pernah mengakui pada 2012 bahwa fokus awal Google adalah mengalahkan Microsoft Windows Mobile.
Mantan CEO Microsoft Steve Ballmer juga lamban dalam menanggapi ancaman Android dan iPhone. Dia memfokuskan upaya perusahaan pada Windows Mobile sambil menertawakan iPhone, menyebutnya sebagai “ponsel termahal di dunia dan tidak menarik bagi pelanggan karena tidak memiliki keyboard", hal yang ternyata sangat salah.
Ballmer mengakui pada 2013 bahwa dia menyesal tidak fokus pada bisnis telepon seluler lebih awal. "Ada suatu periode di awal tahun 2000-an ketika kami begitu fokus pada apa yang harus kami lakukan di Windows (Vista) sehingga kami tidak dapat memindahkan talenta ke perangkat baru yang disebut telepon. Itu adalah hal yang paling saya sesali," ungkap Ballmer.
Selama dekade terakhir, Microsoft telah fokus pada aplikasi untuk Android dan iOS. Perusahaan ini terus memperbarui aplikasi Phone Link untuk menghubungkan ponsel Android dan bahkan iPhone ke Windows, dan Microsoft memiliki hubungan dekat dengan Samsung untuk memastikan aplikasi Office selulernya telah diinstal sebelumnya di ponsel Android Samsung.