REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak generasi muda berperan aktif dalam upaya melestarikan lingkungan dan menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
"Indonesia butuh ide, pemikiran sekaligus tindakan nyata yang inovatif dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan," katanya dalam ajang yang mengangkat tema "Pemahaman tentang Isu Perubahan Iklim Bagi Green Leaders" dan diikuti ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia belum lama ini seperti dikutip dari situs bmkg.go.id, Sabtu (21/10/2023).
Dwikorita mengungkapkan kondisi bumi kekinian akibat perubahan iklim cukup mengkhawatirkan. Tidak hanya bencana yang secara intensitas dan durasi semakin bertambah, namun juga krisis air yang juga berimbas pada berbagai sektor kehidupan. Salah satunya yang terdampak adalah sektor pertanian di mana Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memprediksi dunia akan mengalami ancaman krisis pangan pada tahun 2050 mendatang.
"Belum lama ini, India menolak rencana impor beras dari Indonesia karena tengah mengetatkan kebijakan ekspor guna memenuhi kebutuhan domestiknya. Situasi ini menggambarkan bahwa negara lain juga berupaya mengamankan stok pangan mereka. Kondisi cuaca dan iklim yang tidak menentu membuat banyak negara yang juga mengalami situasi sulit," ujarnya.
Dwikorita menerangkan, BMKG mencatat secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0.8 derajat Celsius relatif terhadap periode klimatologi 1981 hingga 2020. Tahun 2020 sendiri menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7 derajat Celsius, dengan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.6 derajat Celsius.