Sabtu 21 Oct 2023 03:55 WIB

Proyek Satelit HBS Dihentikan, Ternyata Ini Alasannya

Anggaran HBS akan direalokasikan untuk peningkatan akses digital nasional.

Penghentian proyek satelit HBS tersebut dilakukan seiring telah berhasilnya peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria-1) di Florida, Amerika Serikat, Juni lalu.
Foto: Antara
Penghentian proyek satelit HBS tersebut dilakukan seiring telah berhasilnya peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria-1) di Florida, Amerika Serikat, Juni lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Komunikasi dan Informatika (Bakti Kominfo) menjelaskan alasan penghentian proyek Hot Backup Satellite (HBS).

Dalam pernyataan resminya Jumat malam (20/10/2023), pihak Bakti Kominfo menyatakan bahwa penghentian proyek satelit HBS tersebut dilakukan seiring telah berhasilnya peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria-1) di Florida, Amerika Serikat, Juni lalu.

Baca Juga

“Dengan keberhasilan peluncuran tersebut, anggaran HBS akan direalokasikan untuk prioritas perluasan, peningkatan akses, dan konektivitas digital nasional. Hal tersebut mengingat pentingnya Bakti untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital,” tulis pernyataan Bakti Kominfo.

Sesuai tugasnya dalam memberikan arahan dan rekomendasi kepada Bakti Kominfo, Satuan tugas (Satgas) Bakti telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional Satria 1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen Bakti.

Satuan Tugas Bakti Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak HBS yang disampaikan oleh Direktur Utama Bakti Kominfo pada 19 Oktober 2023.

Satgas Bakti juga memastikan bahwa manajemen Bakti telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengoordinasikan pengakhiran ini dengan Kemitraan Nusantara Jaya (KNJ).

Satgas menekankan pentingnya Bakti untuk mempedomani aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut.

“Satu hal yang juga harus jadi pertimbangan adalah bahwa kita harus fokus kepada Satria-1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya,” kata Ketua Satgas Bakti Kominfo Sarwoto Atmosutarno setelah rapat rutin satgas pada Kamis (19/10).

“Satelit Satria-1 ini akan segera beroperasi awal 2024 sehingga kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus,” sambung dia.

Satgas Bakti Kominfo adalah satuan tugas yang dibentuk melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 472 Tahun 2023.

Tugasnya adalah untuk melakukan percepatan penyelesaian dan optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan informasi pada Bakti Kominfo.

Satgas antara lain bertugas memastikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi oleh BAKTI seperti penyediaan akses internet di wilayah terluar, terdepan, tertinggal (3T), pembangunan base transceiver station (BTS), penyediaan jaringan serat optik Palapa Ring, penyediaan HBS, dan pengoperasian Satria-1.

Sebagaimana namanya, HBS berfungsi sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat Satria-1 mengalami anomali ketika meluncur.

Satria-1 sendiri sudah berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 19 Juni 2023. Total nilai Proyek HBS adalah Rp5,2 triliun.

Pembayaran yang telah dilakukan oleh pemerintah senilai Rp3,5 triliun ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh KNJ. Saat ini Satria-1 sedang dalam perjalanan menuju orbitnya dan diperkirakan dapat dikaryakan pada awal tahun 2024.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement