Senin 16 Oct 2023 13:02 WIB

Rencana X Berbayar, Pakar Ungkap Dampak Bagi Pengguna

Platform berbayar akan mengurangi masalah bot.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Logo X terpasang usai menggantikan logo Twitter di atas gedung di kantor pusat, San Francisco, AS, Sabtu, (29/7/ 2023) WIB.
Foto: AP Photo/Noah Berger
Logo X terpasang usai menggantikan logo Twitter di atas gedung di kantor pusat, San Francisco, AS, Sabtu, (29/7/ 2023) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar digital Universitas Airlangga (Unair) Febby Risti Widjayanto menanggapi rencana Elon Musk yang akan membebankan biaya bagi seluruh pengguna X (Twitter). Elon Musk mengatakan, tujuan pengenaan biaya tersebut tak lain adalah untuk memerangi akun bot yang ada di aplikasinya.

Febby mengatakan, rencana pengenaan biaya tersebut diibaratkan seperti dua buah mata pisau. "Di satu sisi, langkah tersebut dapat berpeluang efektif untuk mengatasi masalah bot, tetapi di sisi lain dapat menimbulkan risiko untuk kelompok tertentu," kata Febby, Senin (16/10/2023).

Baca Juga

Jika tarif pembayaran dikenakan bagi seluruh pengguna X, kata Febby, para produsen akun bot dan palsu akan berpikir dua kali karena konsekuensi pembiayaannya yang besar. Namun, hal itu juga akan berdampak kepada kelompok-kelompok relawan, komunitas, atau organisasi sipil masyarakat yang secara kemampuan finansial tidak terlalu besar atau bahkan sangat terbatas.

"Mereka tentu akan mendapati ini sebagai tantangan karena selama ini mereka mengandalkan X untuk mengadvokasi isu-isu sosial yang terabaikan," ujarnya.

Alumnus University of Manchester itu juga menekankan, pemberlakuan tarif tersebut dapat menimbulkan seleksi alamiah bagi pengguna aplikasi X berdasarkan tingkat sosio-ekonomi mereka. Bagi kelompok kelas menengah dan atas, mereka tidak akan terlalu mempermasalahkan rencana tersebut. Namun, mereka yang tergolong tidak mampu akan berpotensi besar meninggalkan platform tersebut karena bukan kebutuhan pokok.

"Takdir dari sebuah teknologi secara historis memang dapat mengakomodir semua atau dapat meminggirkan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat karena sifatnya yang eksklusif," kata Febby.

Febby juga menilai, pemberlakuan biaya tersebut menjadi salah satu upaya untuk menerapkan liberasi digital pada aplikasi X. Bos Tesla itu berusaha agar X dapat berperan lebih banyak dalam meminimalisasi kekerasan, pelecehan, dan kriminalitas di ruang digital.

"Terutama mereka yang melakukan kejahatan-kejahatan tersebut dengan memanfaatkan akun palsu atau bot," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement