REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO---Dunia kerja saat ini membutuhkan talenta digital yang mumpuni untuk menjawab tantangan era informasi.
Sayangnya, bagi masyarakat Gorontalo, hal ini masih menjadi tantangan karena dinilai masih memiliki pengetahuan terbatas tentang penggunaan teknologi digital dan bagaimana teknologi tersebut bisa menguntungkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Berdasarkan nilai rata-rata Indeks Masyarakat Digital, Gorontalo mengalami peningkatan dengan nilai indeks 38.88 Namun, pilar pemberdayaan dari indeks tersebut masih sangat rendah.
Melihat hal tersebut, menandai dua tahun pengelolaan Pelabuhan Anggrek, PT AGIT (Anggrek Gorontalo Terminal International) melakukan pelatihan teknologi dan bahasa Inggris bagi murid SMA/ SMK Pondok Pesantren Modern Hubulo yang terletak di Kecamatan Tapa Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Sebagai pengelola Pelabuhan Anggrek dengan skema Kerja Sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), PT AGIT memperkuat komitmen dalam wujudkan visi international smart port dengan menggelar pelatihan yang direncanakan akan mengajarkan dasar-dasar pengoperasian komputer dan berbagai perangkat lunak pendukung lainnya seperti Microsoft Office dan aplikasi lainnya yang akan menunjang kompetensi di dunia kerja.
“Kami tidak hanya berfokus pada pengembangan infrastruktur fisik, tetapi juga kapasitas dan kompetensi masyarakat setempat. PT AGIT dengan aktif berkolaborasi dengan masyarakat lokal dan lembaga pendidikan. Ini mencakup rencana kami dalam pembentukan tenaga kerja terampil yang dapat berkontribusi pada keberhasilan pelabuhan dan menjadi garda terdepan dalam pembangunan ekonomi daerahnya.” ungkap Hiramsyah S. Thaib, Presiden Direktur & Group CEO PT Gobel International serta Direktur Utama PT AGIT dalam siaran pers, Ahad (15/10/2023).
Femi Pakaya, tokoh masyarakat Desa Ilangata yang berada di kawasan proyek Pelabuhan Anggrek, menyebutkan kehadiran PT AGIT menjadi harapan baru bagi masyarakat Gorontalo dalam meningkatkan perekonomian daerah. ''Secara pribadi, PT AGIT memberikan dampak ekonomi bagi keluarga masyarakat Desa Ilangata dengan adanya lapangan pekerjaan. Ke depannya, kami berharap agar PT AGIT mampu terus berkontribusi untuk mensejahterakan wilayah di sekitar pelabuhan dan bahkan untuk Gorontalo secara luas agar kita bisa maju bersama,” lanjut Femi.
Lokasi Anggrek Port terletak di pantai utara Sulawesi, yang dekat dengan jalur perdagangan internasional utama, menjadikannya sebagai pintu gerbang vital bagi perdagangan antara Gorontalo dan negara-negara di Asia Timur. Dalam mewujudkannya sebagai pelabuhan dengan taraf internasional, maka diperlukan standar mutu dan kualitas pengelolaan yang tinggi.
PT AGIT mengadopsi konsep smart port melibatkan pemanfaatan teknologi seperti sensor Internet of Things (IoT), otomatisasi, dan analitik data dalam operasi pelabuhan. Berbagai fitur teknologi ini meningkatkan efisiensi pengiriman, mendeteksi hambatan navigasi dengan cepat, mengurangi waktu putar kapal, dan memperbaiki penanganan kargo. Implementasi konsep smart port ini memungkinkan manajemen pelabuhan untuk membuat keputusan yang didukung oleh data secara real-time.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Gorontalo sebesar 4,09% (yoy) masih di bawah pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi, Lampung, dan Papua yang mencapai 6,79% (yoy), serta di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01% (yoy). Hal ini menyoroti perlunya upaya pengembangan yang lebih terfokus di daerah ini.
Dalam menjawab tantangan tersebut, PT AGIT turut berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang signifikan pada pembangunan ekonomi daerah Gorontalo. Selain Pelabuhan Anggrek, juga akan dibangun Kawasan Industri yang direncanakan untuk menjadi pusat pengumpulan sumber daya pertanian dan perikanan dari kawasan Indonesia Timur.
Maka dari itu, rencana pelatihan materi dasar pengoperasian komputer dan berbagai perangkat lunak sejalan dengan agenda pembangunan kawasan industri ini. Selain mempersiapkan talenta-talenta lokal untuk mengambil bagian dari proyek Pelabuhan Anggrek, pelatihan ini turut mengakselerasi masyarakat setempat agar menjadi tenaga kerja yang memiliki kualitas dan standar internasional sehingga sesuai dengan kebutuhan pembangunan Kawasan Industri Anggrek.
Wilayah Kawasan Industri Anggrek juga akan menjadi pusat pengolahan dan kemasan untuk produk pertanian dan perikanan yang akan diekspor ke berbagai negara di kawasan Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Proyek ini diharapkan akan meningkatkan nilai investasi lebih dari IDR 835 triliun, menggerakkan 140.000 TEUs logistik, memperkuat industri di luar Pulau Jawa, dan menciptakan lebih dari 200.000 lapangan kerja di wilayah tersebut.
“Pelabuhan Anggrek adalah harapan bagi pertumbuhan ekonomi daerah Gorontalo. Hal Ini sejalan dengan 'Visi 2051 yang memvisualisasikan Gorontalo sebagai pusat ekonomi yang berkembang pesat. Melalui pembangunan Pelabuhan Gorontalo ini, dalam beberapa tahun kedepan kami menargetkan Gorontalo dari provinsi termiskin ke-5 menjadi provinsi termakmur ke-5 di Indonesia, ungkap Rachmat Gobel, Chairman dan Shareholder Gobel Group. Gobel Group merupakan pemegang saham mayoritas di PT AGIT
Selain merencanakan pelatihan bahasa Inggris dan teknologi, PT AGIT turut melaksanakan rangkaian kegiatan sosial bersama masyarakat dalam rangka peringatan 2 tahun dalam mengelola Pelabuhan Anggrek.
Berbagai kegiatan sosial tersebut berupa tasyakuran atas keberhasilan pengadaan alat operasional seperti reach stacker dan fork lift, kegiatan doa bersama para pemuka agama setempat dengan mengundang anak yatim, serta pemberian bantuan pembangunan toilet dan penataan halaman di area Masjid Jami' Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Pemberian bantuan dana ini sebesar Rp 75 juta yang diberikan kepada Pemerintah Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara.