Rabu 11 Oct 2023 02:02 WIB

Siap Buat Chip Sendiri, ChatGPT Makin Perkasa?

OpenAI dilaporkan tengah menjajaki kemungkinan membuat chip AI sendiri.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Penggunaan chip AI buatan sendiri akan mampu mengatasi kekurangan unit pemroses grafis (GPU) OpenAI.
Foto: www.sk.com
Penggunaan chip AI buatan sendiri akan mampu mengatasi kekurangan unit pemroses grafis (GPU) OpenAI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai inovasi kecerdasan buatan (AI) membutuhkan perangkat keras khusus yang dirancang untuk melakukan tugas tertentu, yang disebut chip AI. Alih-alih terus membelinya, perusahaan OpenAI dilaporkan tengah menjajaki kemungkinan membuat chip AI sendiri.

Apabila pengembangan tersebut berhasil, tidak menutup kemungkinan ChatGPT (chatbot yang dikembangkan OpenAI) di masa depan didukung oleh chip buatan perusahaannya sendiri. Hal itu akan menguntungkan bagi perusahaan dalam sejumlah cara.

Baca Juga

Dikutip dari laman Engadget, Selasa (10/10/2023), penggunaan chip AI buatan sendiri akan mampu mengatasi kekurangan unit pemroses grafis (GPU) OpenAI. CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya sempat menyoroti kondisi kekurangan GPU itu.

Altman "menyalahkan" kekurangan GPU atas kekhawatiran pengguna mengenai kecepatan dan keandalan antarmuka pemrograman aplikasi (API) perusahaan. Itu membuat perolehan lebih banyak chip AI sebagai prioritas OpenAI.

Selanjutnya, OpenAI yang menggunakan chip AI sendiri dapat membuat biaya terkait pengoperasian produknya menjadi lebih mudah dikelola. Berdasarkan analisis Stacy Rasgon dari Bernstein Research, setiap kueri ChatGPT merugikan perusahaan sekitar empat sen. 

ChatGPT telah menjangkau 100 juta pengguna bulanan dalam dua bulan pertama, yang berarti ada jutaan pertanyaan setiap hari. Meskipun, layanan tersebut sempat kehilangan sejumlah pengguna untuk pertama kalinya pada bulan Juli 2023. 

Rasgon mengatakan bahwa jika permintaan ChatGPT mencapai sepersepuluh dari apa yang didapat Google, maka pada awalnya Google akan membutuhkan GPU senilai 48,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 754,32 triliun). Ke depannya akan menghabiskan 16 miliar dolar AS (Rp 251 triliun) per tahun untuk pembelian chip AI.

Saat ini, NVIDIA diketahui menjadi penguasa pasar chip yang ditujukan untuk aplikasi AI. Superkomputer Microsoft OpenAI yang digunakan untuk mengembangkan teknologinya, misalnya, menggunakan 10.000 GPU NVIDIA.  Itu sebabnya banyak perusahaan memilih untuk mulai mengembangkan chip sendiri.

Microsoft, pendukung terbesar OpenAI, telah mengerjakan chip AI miliknya sendiri sejak 2019. Produk tersebut punya nama kode Athena, dan OpenAI dilaporkan telah menguji teknologinya. Bahkan jika rencana pembuatan chip AI ini akan dilanjutkan, butuh waktu bertahun-tahun sebelum chip buatan sendiri itu bisa digunakan untuk memberi daya pada produk-produknya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement