REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang beraktivitas di pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 10-11 Oktober 2023.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Senin malam (9/10/2023).
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari selatan-barat dengan kecepatan angin berkisar 10-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 12-35 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar Barat Sulawesi Selatan, Laut Seram bagian barat, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan selatan Papua Barat, Laut Arafuru Selatan Merauke," katanya.
Kondisi itu, kata Eko Prasetyo, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, perairan barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai dan perairan P. Enggano hingga Bengkulu.
Juga, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan,Selat Makassar Bagian Selatan Teluk Lampung bagian selatan, Samudera Hindia selatan Jawa Barat hingga P. Sabu, Selat Makassar bagian selatan.
Kemudian di perairan Bitung hingga Kepulauan Sitaro, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, perairan barat Halmahera, Laut Banda, Laut Flores, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan Kupang-P. Rotte, Laut Sawu dan Samudra Hindia selatan P. Sumba hingga Kupang.
Lalu, perairan utara Papua Barat, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua, Laut Seram, perairan Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru dan Laut Arafuru.
Sementara gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia barat Kepulauan Nias hingga Bengkulu dan Samudera Hindia barat Lampung hingga Banten.
Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m) dan untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).