REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi Adiar Usman mengatakan kondisi air tanah di Indonesia masih aman di tengah kemarau panjang yang juga terdampak El Nino. “Secara umum kondisinya masih aman,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Air tanah bagian dari siklus hidrologi yang berlangsung di alam serta terdapat dalam batuan di bawah permukaan tanah, meliputi keterdapatan, penyebaran, dan pergerakan terhadap kondisi geologi suatu daerah.
Batuan tersebut memiliki beberapa karakteristik, salah satunya akuifer yaitu lapisan pembawa air yang memiliki susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang cukup di bawah kondisi lapang.
Dia mengatakan El Nino di Indonesia hanya berpengaruh terhadap akuifer bebas atau akuifer dangkal.
Hal itulah, ujar dia, yang menyebabkan permukaan air tanah menjadi semakin dalam dan mengakibatkan sumur gali masyarakat menjadi berkurang, bahkan hingga mengering.
Namun demikian, kata dia, jika El Nino berlangsung dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan berkurang imbuhan air tanah yang berdampak pada pengurangan cadangan dan potensi air tanah.
Oleh karena itu, ujar dia, perlu dilakukan mitigasi untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan air permukaan, seperti membangun kolam retensi, embung, waduk, dan bendungan.
“Secara mikro bisa juga dengan membudayakan masyarakat untuk melakukan konservasi sumber daya air, seperti biopori, sumur resapan, dan membuat penampungan air,” kata dia.
Badan Geologi telah melakukan pemantauan kondisi air tanah secara berkala dan mewajibkan setiap pengguna air tanah membangun sumur resapan untuk mengoptimalkan pengimbuhan air hujan ke dalam tanah sehingga menjaga potensinya.
Selain itu, ia mengimbau masyarakat lebih bijaksana dan selektif dalam memanfaatkan air pada musim kemarau dengan menggunakannya hanya untuk kebutuhan mendasar dan kehidupan sehari.