Senin 09 Oct 2023 04:09 WIB

Waspadalah, Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Pijar

BPPTKG mencatat ada 20 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng.

BPPTKG merekam aktivitas guguran lava pijar dengan jarak maksimum 1,8 kilometer dari Gunung Merapi yang berlokasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
BPPTKG merekam aktivitas guguran lava pijar dengan jarak maksimum 1,8 kilometer dari Gunung Merapi yang berlokasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekam aktivitas guguran lava pijar dengan jarak maksimum 1,8 kilometer dari Gunung Merapi yang berlokasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Suraji mengatakan aktivitas vulkanik itu terjadi pada 8 Oktober 2023, pukul 18.00 sampai 24.00 WIB. "Teramati 20 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter," kata Suraji dalam keterangan, Senin (9/10/2023).

Baca Juga

Selama periode enam jam itu, BPPTKG mencatat ada 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 3 sampai 14 milimeter dan lama gempa 35,64 sampai 197,24 detik.

Ada juga 30 kalo gempa hybrid atau gempa fase banyak dengan amplitudo 3 sampai 10 milimeter, S-P tidak teramati, dan lama gempa 4,4 sampai 9,32 detik. Sejak 1 Januari 2023 sampai 9 Oktober 2023, jumlah letusan Gunung Merapi yang pernah tercatat ada sebanyak 28 kali.

Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer; Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal lima kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung api yang menyandang status level III atau siaga sejak November 2020 tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement