Jumat 06 Oct 2023 13:14 WIB

Benarkah September 2023 Jadi Bulan Terpanas? Simak Penjelasan BMKG

Selama September, terjadi kenaikan suhu rata-rata.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Warga beraktivitas saat cuaca terik di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. BMKG menyebutkan terjadi anomali suhu udara rata-rata bulan September 2023./ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga beraktivitas saat cuaca terik di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. BMKG menyebutkan terjadi anomali suhu udara rata-rata bulan September 2023./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Cuaca panas terus menerus menghantam Indonesia. Bahkan dikatakan bulan September 2023 lalu merupakan bulan terpanas, benarkah demikian?

Dikutip dari website resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat (6/10/2023), terjadi anomali suhu udara rata-rata bulan September 2023. Berdasarkan analisis dari 116 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan September 2023 adalah sebesar 27 derajat Celcius. Normal suhu udara klimatologis untuk bulan September 2023 periode 1991 sampai 2020 di Indonesia adalah sebesar 26,6 derajat Celsius (dalam kisaran normal 20.1-28.6 derajat Celsius). Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata pada bulan September 2023 menunjukkan anomali positif dengan nilai sebesar 0,4 derajat Celsius.

Baca Juga

"Anomali suhu udara Indonesia pada bulan September 2023 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-4 sepanjang periode pengamatan sejak 1981," ujar BMKG.

Secara umum di wilayah Indonesia, anomali suhu udara rata-rata per stasiun pada bulan September 2023 menunjukkan nilai anomali positif atau lebih tinggi dari rata-rata klimatologisnya. Anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Pangsuma, Kapuas Hulu (2 derajat Celsius), sedangkan anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Karel Sadsuitubun, Maluku Tenggara (-0.6 derajat Celsius).

Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata bulan September 2023 terhadap bulan sebelumnya (Agustus 2023), dari 148 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia secara umum menunjukkan kenaikan suhu (nilai positif). Peningkatan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin - Makassar (1.3 °C), sedangkan penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Ranai - Natuna (-1.1 °C).

 

Anomali suhu udara rata-rata tahunan

Anomali suhu udara tahunan adalah perbandingan suhu udara pada tahun tertentu, relatif terhadap rata-rata periode normal (dalam hal ini adalah rentang waktu tahun 1991 hingga 2020). Berdasarkan data dari 91 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara periode 1991 hingga 2020 di Indonesia adalah sebesar 26,8 derajat Celsius dan suhu udara rata-rata tahun 2022 adalah sebesar 27 derajat Celsius.

"Untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.6 derajat Celsius sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2022," ungkap BMKG.

Tahun 2022 sendiri menempati urutan ke-13 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.2 °C, sementara tahun 2020 dan 2019 berada di peringkat kedua dan ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.5 °C dan 0.4 °C. Sebagai perbandingan, informasi suhu rata-rata global yang dirilis World Meteorological Organization (WMO) di laporan terakhirnya pada awal Desember 2020 juga menempatkan tahun 2016 sebagai tahun terpanas (peringkat pertama).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement