Ahad 01 Oct 2023 16:55 WIB

Apple Lawan Tren PHK dengan Rekrut Pekerja untuk Bidang AI

AI generatif terus menjadi target investasi bagi perusahaan-perusahaan besar.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Ponsel iPhone buatan Apple.
Foto: AP Photo/Jeff Chiu
Ponsel iPhone buatan Apple.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala eksekutif Apple Tim Cook mengatakan perusahaannya ingin mempekerjakan lebih banyak staf di Inggris. Keputusan itu sangat berbeda dengan perusahaan teknologi lain yang malah memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dia mengatakan tujuan perekrutan banyak staf untuk bekerja di bidang kecerdasan buatan (AI). Kabar itu terjadi sehari setelah pembuat Fortnite, Epic Games, mengumumkan pengurangan 16 persen tenaga kerjanya.

Baca Juga

Perusahaan-perusahaan besar termasuk Amazon, Meta, Google dan Microsoft telah memangkas puluhan ribu pekerjaan sejak tahun 2022. Cook mengkritik tren PHK di sektor teknologi dan pada bulan Mei dia menyebutnya sebagai pilihan terakhir.

"Ya, kami sedang merekrut pekerja di bidang AI sehingga saya memperkirakan investasi akan meningkat," kata Cook, dilansir BBC, Ahad (1/10/2023).

Sejak ChatGPT yang dirilis tahun lalu, AI menjadi sorotan banyak perusahaan teknologi. Amazon mengumumkan investasi hingga empat miliar dolar AS di perusahaan AI Anthropic yang berbasis di San Francisco pada Senin. Belum lagi investasi Microsoft yang bernilai miliaran dolar pada pembuat ChatGPT OpenAI pada bulan Januari.

Menteri Kebudayaan Inggris Michelle Donelan mengatakan keputusan Apple merupakan harapan dan kepercayaan terhadap sektor teknologi yang sedang berkembang.

“Investasi berkelanjutan Apple pada talenta-talenta Inggris yang brilian menyoroti kredibilitas global kami sebagai negara adidaya AI dan teknologi,” ucap dia di X.

Cook mengatakan AI berada di balik beberapa fitur penting pada perangkat Apple, seperti perangkat lunak yang mendeteksi jika seseorang terjatuh atau mengalami kecelakaan serta alat yang lebih umum digunakan seperti pengetikan prediktif.

“AI ada di mana-mana pada produk kami dan tentu saja kami juga sedang meneliti AI generatif. Jadi, banyak hal yang bisa kami lakukan,” kata dia.

AI generatif terus menjadi target investasi bagi perusahaan-perusahaan besar meskipun ada kekhawatiran luas mengenai dampaknya terhadap hak cipta atau kepemilikan. Hal ini karena perangkat lunak tersebut belajar dengan menganalisis sejumlah besar data yang sering kali bersumber secara aring dan orang-orang khawatir bahwa data tersebut diambil dari karya berhak cipta mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement