REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA— Mark Zuckerberg mengatakan, Meta memasukkan kecerdasan buatan (AI) ke dalam asisten digital dan kacamata pintar untuk mencoba meraih keunggulan dalam persaingan AI. Pria yang menjadi kepala Meta itu menyampaikan pengumumannya pada konferensi pengembang Connect di kantor pusat Meta di Silicon Valley, acara produk tahunan utama perusahaan.
“Kemajuan dalam AI memungkinkan kita menciptakan (aplikasi) dan persona berbeda yang membantu kita mencapai berbagai hal,” kata Zuckerberg seperti dilansir Japan Today, Senin (2/10/2023).
“Dan kacamata pintar pada akhirnya akan memungkinkan kita menyatukan semua ini menjadi sebuah faktor bentuk penuh gaya yang bisa kita pakai,” ujarnya.
Kacamata pintar adalah salah satu dari banyak cara yang dilakukan perusahaan teknologi untuk beralih dari sekedar ponsel pintar menjadi perangkat yang mudah digunakan. Tetapi, sejauh ini tidak membuahkan hasil.
Kacamata pintar Meta Ray-Ban generasi kedua yang dibuat dalam kemitraan dengan EssilorLuxottica akan dibanderol dengan harga mulai 299 dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 4,6 juta saat diluncurkan di pasaran pada 17 Oktober. Menurut Zuckerberg, kacamata pintar ini juga menambah kemampuan pengguna untuk melakukan streaming apa yang mereka melihat secara real time.
“Kacamata pintar adalah faktor bentuk ideal bagi Anda untuk memungkinkan asisten AI melihat apa yang Anda lihat dan mendengar apa yang Anda dengar,” kata Zuckerberg.
Selain itu, Meta juga memperkenalkan 28 “AI” yang dapat dikirimi pesan di WhatsApp, Messenger, dan Instagram dengan “kepribadian” berdasarkan selebriti termasuk Snoop Dogg, Paris Hilton, dan bintang YouTube MrBeast. Zuckerberg mendemonstrasikan interaksi dengan salah satu AI tersebut dari panggung dalam obrolan yang diketik dan menjanjikan bahwa bot baru akan segera diumumkan.
Zuckerberg menyebutkan ini adalah upaya pertama Meta dalam melatih sekelompok AI yang lebih menyenangkan. “Tapi, ini masih awal dan masih memiliki banyak keterbatasan, yang akan Anda lihat saat menggunakannya,” ujarnya.
Acara ini merupakan edisi Connect tatap muka pertama sejak 2019, sebelum pandemi, dan pengumuman mengenai AI generatif sudah diharapkan. Meta telah mengambil pendekatan yang jauh lebih hati-hati dibandingkan pesaingnya Microsoft, OpenAI, dan Google dalam meluncurkan produk AI, memprioritaskan langkah-langkah kecil, dan menyediakan model internalnya bagi pengembang dan peneliti.
Meta juga meluncurkan versi terbaru dari headset realitas virtual Quest dengan grafis yang lebih kaya, audio yang lebih baik, dan kemampuan bagi pemakainya untuk melihat apa yang ada di sekitar mereka tanpa melepas perlengkapannya, menurut sebuah demonstrasi untuk AFP.
"Ini akan menjadi perubahan besar dan peningkatan kapasitas besar untuk headset ini," kata Zuckerberg kepada para pengembang yang berkumpul di halaman kantor pusat Meta.
Headset Quest 3 dihargai mulai dari 499 dolar AS atau Rp 7,7 juta dan akan mulai dikirimkan pada 10 Oktober, menurut Meta. Ini jauh lebih murah dibandingkan Vision Pro milik Apple, yang akan berharga 3.499 dolar AS atau sekitar Rp 54,1 juta ketika tersedia awal tahun depan di AS saja.
Quest 3 "akan menjadi nilai terbaik di pasar untuk waktu yang lama", kata Meta Chief Technology Officer Andrew Bosworth, yang mengundang gelak tawa penonton. Judul gim baru untuk Quest 3 menyertakan "Assassin's Creed Nexus" dari Ubisoft serta gim Roblox.