REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para insinyur dari Organisasi Riset Antariksa India (ISRO) telah memulai upaya untuk membangunkan pendarat dan penjelajah bulan Chandrayaan-3 dari hibernasi setelah malam yang sangat dingin di bulan selama dua pekan. Pekan lalu ISRO mengumumkan pihaknya telah melakukan upaya untuk menjalin komunikasi dengan pendarat Vikram dan penjelajah Pragyan, memastikan kondisi mereka.
Sejauh ini, para insinyur belum mendapat kabar dari duo ikonik tersebut, dua objek buatan manusia pertama yang mendarat di wilayah kutub selatan bulan. “Upaya untuk menjalin kontak akan terus berlanjut,” kata ISRO dalam postingannya di X, dilansir Space.com, Rabu (27/9/2023).
Chandrayaan-3 mendarat di dekat kutub selatan bulan pada 23 Agustus. Kejadian ini membuat India menjadi negara keempat dalam sejarah yang melakukan pendaratan di bulan setelah AS, Rusia, dan Cina.
Dalam dua pekan berikutnya, Pragyan menjelajahi lokasi pendaratan, mengirimkan gambar ke bumi. Sementara itu, Vikram melakukan serangkaian eksperimen ilmiah termasuk mengukur suhu lapisan atas regolit bulan.
Wahana ini juga menganalisis komposisi kimia debu bulan dan menemukan jejak belerang yang mungkin menyimpan petunjuk aktivitas gunung berapi di masa lalu. Penjelajah Pragyan ditidurkan pada 2 September, ketika semua instrumennya dimatikan.
Sementara itu, pendarat Vikram mengikutinya dua hari kemudian. Misi tersebut menyelesaikan tujuan misi utamanya, tetapi ISRO berharap kedua pesawat ruang angkasa tersebut mampu bertahan di malam bulan yang sangat dingin.