Selasa 26 Sep 2023 06:23 WIB

Cerita di Balik Sumbu Kosmologis Yogyakarta Masuk Situs Warisan Dunia

Situs Warisan Dunia di Indonesia mencapai sepuluh situs.

Sumbu kosmologis Yogyakarta masuk situs warisan dunia.
Foto: UNESCO
Sumbu kosmologis Yogyakarta masuk situs warisan dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH---Komite Warisan Dunia UNESCO ke-45 mencatat rekor dengan jumlah situs baru yang ditambahkan ke dalam Daftar Warisan Dunia yang bergengsi.

Secara keseluruhan terdapat 42 lokasi baru dari 50 lokasi yang diajukan untuk dipertimbangkan, termasuk Sumbu Kosmologis Yogyakarta di Indonesia yang menjadikan jumlah total Situs Warisan Dunia di Indonesia mencapai sepuluh situs, jumlah terbanyak di Asia Tenggara.

Baca Juga

''Sumbu filosofi Yogyakarta ini menjadi salah satu kekayaan Yogya yang diakui oleh UNESCO. Semoga ini menjadi tempat pembelajaran, tidak hanya bagi Yogyakarta dan Indonesia, tapi juga dunia,'' ujar Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam satu kesempatan.

Penambahan terbaru dalam daftar di Indonesia adalah Sumbu Kosmologis Yogyakarta dan Penanda Bersejarahnya, menjadikan sepuluh Situs Warisan Dunia di Indonesia. Enam di antaranya merupakan situs budaya dan empat situs alam. 

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah situs terbanyak di Asia Tenggara. Empat situs pertama yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia adalah Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Komodo pada 1991. 

Pada 2011, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia yang Terancam Punah karena ancaman yang ditimbulkan oleh perburuan liar, pembalakan liar, perambahan lahan pertanian, dan rencana pembangunan jalan melalui situs tersebut. 

Selain itu, Indonesia memiliki 19 situs yang masuk dalam daftar sementara. Sumbu Kosmologis Yogyakarta dan Penanda Bersejarahnya didirikan pada abad ke-18 oleh Sultan Mangkubumi dan terus berlanjut sejak saat itu sebagai pusat pemerintahan dan tradisi budaya Jawa.

Sumbu utara-selatan sepanjang enam kilometer ini diposisikan untuk menghubungkan Gunung Merapi dan Samudra Hindia dengan Kraton (istana) di pusatnya, dan monumen-monumen budaya utama yang berjajar di sepanjang sumbu di sebelah utara dan selatan yang dihubungkan melalui ritual. Hal ini mewujudkan kepercayaan utama tentang kosmos dalam budaya Jawa, termasuk penandaan siklus kehidupan.

Belum pernah ada pertemuan langsung Komite UNESCO selama empat tahun terakhir. Ini berarti para delegasi memiliki jumlah situs yang sangat banyak untuk dikaji. Dari 42 yang “dimasukkan” ke dalam Daftar Warisan Dunia, sekitar 33 di antaranya merupakan situs ‘budaya’ dan sembilan lainnya merupakan situs ‘alam’. Komite juga setuju untuk memperluas batas-batas lima Situs Warisan Dunia yang sudah ada.

Lantas, apa saja syarat untuk masuk dalam daftar tersebut? Ternyata, untuk dapat dimasukkan ke dalam daftar, situs-situs tersebut harus memiliki nilai universal yang luar biasa. Agar situs budaya dapat diterima, situs tersebut harus merupakan karya jenius kreatif manusia yang menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan yang penting, memiliki keunikan, atau setidaknya kesaksian yang luar biasa terhadap tradisi budaya atau peradaban.

Situs tersebut juga harus menjadi contoh yang luar biasa dari suatu jenis bangunan, arsitektur, pemukiman atau penggunaan lahan tradisional; dan secara langsung atau nyata, terkait dengan peristiwa atau tradisi yang masih hidup.

Kriteria untuk situs alam mengharuskan situs tersebut memiliki fenomena alam yang luar biasa atau area dengan keindahan alam yang menakjubkan; menjadi contoh istimewa yang mewakili periode-periode penting dalam sejarah bumi; termasuk contoh nyata dari proses ekologi dan biologi yang sedang berlangsung; atau memiliki habitat alami yang paling penting dan signifikan untuk konservasi keanekaragaman hayati secara in-situ. Jadi, hanya situs-situs yang paling penting dan signifikan yang memenuhi syarat untuk dapat dimasukkan ke dalam daftar.

Salah satu hal yang menarik dalam pertemuan dua minggu terakhir adalah melihat Arab Saudi, tuan rumah Komite Warisan Dunia ke-45 yang memiliki situs UNESCO Alam pertama mereka yang ditambahkan ke dalam daftar. 

Cagar Alam Uruq Bani Ma‘arid yang terletak di tepi barat ar-Rub al-Khali - atau “Kawasan Kosong” yang terkenal. Ini adalah satu-satunya gurun pasir utama di Asia tropis dan lautan pasir terbesar yang terus menerus di Bumi. 

Laut pasir Uruq Bani Ma‘arid mencakup bukit pasir lurus kompleks terbesar di dunia dan merupakan tempat berkumpulnya flora dan fauna khas Arab Saudi yang menyediakan habitat alami penting bagi kelangsungan hidup lebih dari 120 spesies tanaman asli, serta berbagai hewan yang terancam punah, termasuk rusa dan satu-satunya kawanan Oryx Arab yang berkeliaran bebas di dunia.

Pertemuan UNESCO ini mengingatkan setiap negara bahwa budaya dan warisan budaya menyatukan, membentuk, dan mendefinisikan kita. Mereka membentuk tulang punggung identitas dan memberikan titik fokus yang dapat kita kumpulkan.

Tentu saja, beberapa aspek budaya, seperti monumen besar, dapat lebih mudah dilestarikan daripada aspek lain yang kurang berwujud seperti bahasa dan cerita rakyat. Itulah sebabnya pendekatan komprehensif untuk melindungi budaya dan warisan membutuhkan pelestarian yang akurat terhadap aset budaya yang berwujud dan tidak berwujud.

 

sumber : Siaran pers/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement