REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makhluk luar angkasa alias alien, piring terbang, dan objek melayang yang tak teridentifikasi (UFO) sudah kerap jadi perbincangan. Namun, masih ada sebagian masyarakat yang menganggapnya isapan jempol semata. Bahkan, cuma rekayasa pihak tertentu untuk mencari sensasi.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) hendak menghilangkan persepsi negatif seputar alien dan UFO. NASA bertekad menempatkannya sebagai bidang studi ilmiah, menyebut tidak tertutup kemungkinan 'teknologi alien' beroperasi di atmosfer Bumi.
Sebagai upaya menempatkan UFO pada landasan yang lebih ilmiah, NASA berpendapat istilah yang lebih tepat adalah unidentified anomalous phenomena (UAP) yang berarti fenomena anomali yang tidak teridentifikasi.
Panel NASA, yang terdiri dari 16 ahli di bidang ilmiah (mulai dari fisika hingga astrobiologi) telah menyusun laporan tentang UAP yang disebut sebagai salah satu misteri terbesar. Laporan itu menyebut pengamatan objek UAP telah lama terlihat di seluruh dunia.
Itu bisa berupa sesuatu seperti balon, pesawat terbang, atau fenomena alam lainnya. Namun, sayangnya pengamatan berkualitas tinggi masih terbatas. Belum ada pengamatan yang konsisten, terperinci, dan terkurasi sehingga tak ada data untuk membuat kesimpulan ilmiah dan definitif tentang UAP yang ada.
"Sifat ilmu pengetahuan adalah untuk mengeksplorasi hal-hal yang tidak diketahui, dan data adalah bahasa yang digunakan para ilmuwan untuk menemukan rahasia alam semesta," kata para pakar dalam laporan tersebut, dikutip dari laman Daily Mail, Ahad (17/9/2023).
Laporan tersebut mengatakan belum bisa disimpulkan bahwa berbagai penampakan UAP yang sudah ada memang berasal dari luar Bumi. Namun, para pakar NASA mengatakan sangat masuk akal ada bentuk kehidupan lain di galaksi.
Paparan tertulis dari panelis NASA bukanlah tinjauan atas insiden alien atau UAP tertentu, namun disebut sebagai road map tentang bagaimana mempelajari dan mengevaluasi UAP secara ilmiah di masa depan. Studi juga hanya merujuk pada laporan yang tidak rahasia.
Pasalnya, tim penulis laporan mengakui militer AS juga memiliki gambar rahasia dan laporan UAP yang tidak tersedia untuk umum. NASA mengatakan akan melakukan 'upaya bersama' untuk mempelajari UAP secara ilmiah menggunakan satelitnya, satelit komersial, serta kecerdasan buatan untuk menganalisis data.
Masyarakat juga disilakan untuk membantu dengan menggunakan aplikasi ponsel pintar untuk mengambil gambar terkait potensi UAP. NASA mengatakan pihaknya telah menunjuk direktur penelitian UAP baru yang akan bertanggung jawab membuat basis data kuat untuk evaluasi UAP di masa depan.
Direktur itu tidak akan disebutkan namanya karena anggota panel telah menerima ancaman dan hujatan saat mengerjakan laporan tersebut. Laporan menambahkan bahwa penting untuk memahami UAP karena bisa jadi ada ancaman terhadap keselamatan wilayah udara AS yang ditimbulkan olehnya.
Pada konferensi pers terkait laporan itu, salah satu anggota tim penulis, Dan Evans, menjelaskan mengapa studi harus bergantung pada materi yang tidak rahasia. Padahal, Departemen Pertahanan AS berpegang pada gambar dan video yang sifatnya rahasia.
"Salah satu alasan kami membatasi penelitian ini pada data yang tidak rahasia adalah karena kami dapat berbicara secara terbuka mengenainya. Dengan melakukan hal ini, kami bertujuan untuk mengubah wacana dari sensasionalisme menjadi sains," ucap Evans.
Para pakar dari NASA juga diminta mengomentari klaim baru-baru ini oleh seorang ahli UFO asal Meksiko, Jaimie Maussan. Dalam klaimnya, Maussan mengatakan telah menemukan dua mayat alien kuno yang sudah dipastikan 'bukan manusia'.
Mayat itu ditemukan di Cusco, Peru, pada 2017, dan diketahui berusia 1.800 tahun. Dia juga mengklaim memiliki 30 mayat dengan DNA yang tipenya tidak diketahui. Pemimpin panel NASA, David Spergel, hanya berpendapat sampel dari mayat-mayat tersebut harus tersedia bagi komunitas ilmiah yang lebih luas.