REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Nasional Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hari tanpa hujan di Pulau Jawa dilaporkan lebih dari 60 hari, sehingga terjadi kekeringan yang mengakibatkan masyarakat kesulitan air bersih.
"Ada kabupaten kota yang menyampaikan tidak hujan lebih dari dua setengah sampai 3 bulan. Jadi mengakibatkan sulit air bersih yang dialami oleh masyarakat daerah," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin malam (11/9/2023).
Abdul mengatakan kondisi kekeringan tersebut membuat eskalasi bencana kebakaran di Pulau Jawa dapat terjadi, dan dapat meluas seperti beberapa kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan pegunungan dalam dua pekan terakhir.
Peristiwa kekeringan di Jawa masih berlanjut, sehingga banyak dari petugas BPBD tidak mencatatkan kejadian tersebut pada pekan pencatatan kejadian bencana 4-10 September 2023.
"Padahal sebenarnya di Jawa Barat ada 13 kabupaten/kota yang sangat signifikan kekeringan, di Jawa Tengah lebih, setidaknya 18 kabupaten/kota. Di Jawa Timur setidaknya 19 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan," ujar dia.
Tidak hanya di Jawa, Kalimantan Selatan juga melaporkan hari tanpa hujan selama lebih dari dua bulan. Namun, situasinya masih cukup terkendali dan kebakaran cepat tertangani agar tidak mengganggu udara di negara tetangga.
Di sisi lain, kejadian banjir masih tercatat di Pulau Sumatra yang terletak di atas garis khatulistiwa. Sebab masih menerima kumulatif awan hujan dari fenomena gelombang ekuator yang menyebabkan curah hujan tinggi. Provinsi yang masih melaporkan kejadian banjir di antaranya Aceh, Sumatra Barat, dan Riau.