Jumat 08 Sep 2023 20:39 WIB

Riset: 62 Persen Bisnis di Indonesia Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan

Riset Mekari ungkap 62 persen perusahaan telah padukan teknologi dan budaya digital

Perusahaan yang menyediakan layanan Software-as-a-Service (SaaS), Mekari, mencatat 62 persen bisnis di Indonesia berpotensi mengadopsi kecerdasan buatan.
Foto: dok istimewa
Perusahaan yang menyediakan layanan Software-as-a-Service (SaaS), Mekari, mencatat 62 persen bisnis di Indonesia berpotensi mengadopsi kecerdasan buatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan yang menyediakan layanan Software-as-a-Service (SaaS), Mekari, mencatat 62 persen bisnis di Indonesia berpotensi mengadopsi kecerdasan buatan. 

Dalam laporan terbarunya bertajuk ‘Artificial Intelligence Adoption Readiness of Businesses in Indonesia menyasar perusahaan-perusahaan skala menengah dan besar itu didapati ada tiga level kesiapan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan

CEO Mekari Suwandi Soh mengatakan pada tahap pertama ini dinamakan tahap productivity. Artinya perusahaan atau bisnis sudah menerapkan satu solusi digital untuk meningkatkan produktivitas tempat kerjanya. 

“Perusahaan yang menerapkan solusi ini didapati ada 95 persen dan terdapat peningkatan kinerja laba sebesar 1,4 kali lebih banyak dibanding yang tidak menerapkan solusi ini," kata Suwandi berdasarkan pernyataan tertulis, Jumat (8/9/2023).

Selanjutnya Suwandi Soh menyebutkan tahapan kesiapan kedua, disebut tahap efficiency yang artinya perusahaan telah mengadopsi dan mengintegrasikan beberapa solusi digital sehingga dapat menciptakan efisiensi operasional.

Didapati ada sebanyak 35 persen bisnis yang telah melakukan tahapan ini dan sisi peningkatan bisnis terdapat 1,3 kali peningkatan laba dibanding perusahaan yang hanya menggunakan satu solusi digital.

Lalu pada tahap terakhir yang disebut dengan automation, artinya perusahaan telah menciptakan ekosistem teknologi untuk mengotomatisasi operasional bisnisnya.

Dalam laporan ini ditemukan telah ada 62 persen bisnis yang memadukan pemanfaatan teknologi serta membangun budaya digital di tempat kerjanya sehingga menciptakan solusi otomatisasi yang tepat bagi operasional perusahaan.

Terdapat peningkatan kinerja laba 1,4 kali bagi perusahaan-perusahaan yang telah mencapai pembangunan ekosistem ini dibanding dengan bisnis yang menggunakan solusi tanpa integrasi.

"Perusahaan-perusahaan di level ketiga mempunyai potensi terbesar untuk mengadopsi AI yang akan berjalan di atas ekosistem teknologi mereka. Mereka bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk turut meningkatkan penggunaan teknologi, khususnya AI, agar mencapai pertumbuhan bisnis yang tinggi," ujar Suwandi.

Agar dapat tepat guna, tak lupa Mekari memberikan rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan yang akan mengadopsi AI sehingga bisa optimal. Mulai dari mengidentifikasi sektor prioritas hingga mencari mitra yang tepat menjadi hal penting yang perlu dilakukan.

Perusahaan harus mengidentifikasi area mana yang perlu ditingkatkan pertama kali menggunakan AI sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan. Lalu menyiapkan talenta digital di perusahaannya dari tingkat pimpinan hingga karyawan sehingga pada saat pengoperasian AI tidak ada yang gaptek (gagap teknologi). 

“Terakhir, bisnis yang ingin mengimplementasikan AI dengan lancar bisa bermitra dengan penyedia teknologi yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam membantu bisnis melakukan transformasi digital bagi keberlanjutan bisnis,” kata Suwandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement