Rabu 06 Sep 2023 21:39 WIB

Jangan Sembarangan, Ini Cara Menyiram Tanaman yang Benar Saat Musim Kemarau

Saat musim kemarau, perlu menyirami tanaman dengan bijak.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Musim kemarau tentunya membawa cuaca yang panas dan kering tanpa curah hujan yang cukup. Maka perlu menyirami kebun dengan bijak, yakni menghemat air tetapi juga agar taman tetap indah dan subur.
Foto: Unsplash
Musim kemarau tentunya membawa cuaca yang panas dan kering tanpa curah hujan yang cukup. Maka perlu menyirami kebun dengan bijak, yakni menghemat air tetapi juga agar taman tetap indah dan subur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Musim kemarau tentunya membawa cuaca yang panas dan kering tanpa curah hujan yang cukup. Maka perlu menyirami kebun dengan bijak, yakni menghemat air tetapi juga agar taman tetap indah dan subur.

Pertama, pahami bahwa tumbuhan meminum makanannya. Jika tanah mengering, tanaman akan kelaparan. Kita sering mendengar bahwa sayuran dan bunga membutuhkan 1 inci air per pekan. 

Baca Juga

Tetapi tanaman yang disiram secara berlebihan dapat rusak seperti halnya akibat kekeringan. Berikut 12 tips berkebun di cuaca kering, seperti dikutip dari Almanac, Rabu (6/9/2023).

 

1.Kapan harus menyiram? 

Waktu terbaik untuk menyiram adalah pada pagi hari antara jam 4 pagi hingga jam 9 pagi. Mengapa? Dengan cara ini Anda menghindari penguapan; menyiram di sore hari atau saat cuaca di atas 90 derajat dapat menyebabkan hingga 50 persen air hilang karena penguapan. Selain itu, Anda terhindar dari risiko penyakit yang bisa terjadi jika dedaunan tetap basah di malam hari. Jika Anda tidak bisa menyiram di pagi hari, siramlah di sore hari.

 

2. Siram dari zona akar tanaman, bukan dari atas

Jangan pernah menyirami daun tanaman sayuran dan tanaman hias yang dibudidayakan. Arahkan air ke pangkal tanaman Anda di permukaan tanah. Menjaga dedaunan tetap kering memiliki manfaat tambahan dalam mengurangi masalah penyakit. 

 

3. Periksa selang air

Ini memastikan bahwa 90 persen air dialirkan ke tanaman Anda. Selang hujan deras memiliki pori-pori kecil yang mengalirkan air secara perlahan dan stabil hanya ke area yang ingin Anda siram sekaligus menjaga area di antara tanaman tetap kering untuk membatasi pertumbuhan gulma. 

 

4. Siram banyak dan jarang

Siram dengan banyak dan jarang, bukan sedikit dan jarang. Air berguna untuk sistem perakaran tanaman agar dapat mencari unsur hara dan kelembapan serta menjadi lebih berketahanan; ini bukan untuk dedaunan dan rumput liar

 

5. Perangkap air

Tanam tumbuhan di cekungan alami tempat air menggenang. Atau membangun tanah di sekitar tanaman untuk menampung air. Ide lainnya adalah membangun tanggul kecil untuk membuat waduk mini yang menahan air. Atau, masukkan pot plastik ke dalam tanah hingga ke tepinya di samping tanaman yang sangat haus (contoh: labu siam). Siram ke dalam pot yang kemudian akan mengalirkan air langsung ke zona akar.

Kumpulkan air hujan dari atap, rumah kaca, gudang, dan selokan ke dalam tong air di dekat tempat yang paling Anda butuhkan. Air hujan alami selalu yang terbaik untuk tanaman. Jelas, tidak mengandung klorin, dan gratis. Menyiapkan tong hujan di samping atap Anda akan menampung semua air hujan yang seharusnya mengalir. Atap seluas 1.000 kaki persegi akan menghasilkan 625 galon air dari 1 inci hujan. 

Tips lainnya adalah perhatikan dua “indikator” dari tumbuhan. Daun tanaman yang layu adalah tanda mudah bahwa sudah waktunya menyiram. Tanaman pertama yang layu biasanya adalah labu siam atau mentimun. 

Jangan terlalu khawatir, di penghujung hari dan suhu turun, tanaman akan pulih. Tanda kedua dari dehidrasi air adalah warna coklat pada tepi daun dan juga sela-sela urat daun. Jika daun terasa kering, itu berarti daun gosong. Tambahkan bahan organik ke tanah bisa jadi pilihan dan periksa tumbuhan setiap hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement