Kamis 31 Aug 2023 07:46 WIB

Serangan Siber Targetkan Observatorium Astronomi, Ini Akibatnya

Mata-mata dan peretas asing menyadari pentingnya industri ruang angkasa komersial.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Beberapa observatorium astronomi terkemuka di dunia telah melaporkan serangan siber yang mengakibatkan penutupan sementara.
Foto: www.freepik.com
Beberapa observatorium astronomi terkemuka di dunia telah melaporkan serangan siber yang mengakibatkan penutupan sementara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Beberapa observatorium astronomi terkemuka di dunia telah melaporkan serangan siber yang mengakibatkan penutupan sementara. Laporan Penelitian Astronomi Inframerah Optik Nasional, atau NOIRLab, milik National Science Foundation, melaporkan bahwa insiden keamanan siber yang terjadi pada 1 Agustus telah mendorong laboratorium tersebut untuk menghentikan secara sementara operasi Teleskop Gemini Utara di Hawaii dan Teleskop Gemini Selatan di Cile. Teleskop lain yang lebih kecil di Cerro Tololo di Cile juga terkena dampaknya. 

“Staf kami bekerja sama dengan pakar keamanan siber untuk membuat semua teleskop yang terkena dampak dan situs web kami kembali daring sesegera mungkin dan terdorong oleh kemajuan yang dicapai sejauh ini,” NOIRLab dalam pernyataan di situsnya pada 24 Agustus, dilansir Space, Rabu (30/8/2023). 

Baca Juga

Tidak jelas secara pasti apa sifat serangan siber dan dari mana asalnya. NOIRLab menekankan bahwa karena penyelidikan masih berlangsung, organisasi tersebut akan berhati-hati dalam memberikan informasi tentang penyusupan tersebut. 

“Kami berencana untuk memberikan lebih banyak informasi kepada masyarakat jika kami mampu, sejalan dengan komitmen kami terhadap transparansi serta dedikasi kami terhadap keamanan infrastruktur kami,” kata pihak laboratorium itu. 

Serangan siber terhadap fasilitas NOIRLab terjadi hanya beberapa hari sebelum Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional (NCSC) Amerika Serikat mengeluarkan buletin yang memberi nasihat kepada perusahaan luar angkasa dan organisasi penelitian Amerika tentang ancaman serangan siber dan spionase. 

Menurut buletin tersebut, mata-mata dan peretas asing “menyadari pentingnya industri ruang angkasa komersial bagi perekonomian AS dan keamanan nasional, termasuk meningkatnya ketergantungan infrastruktur penting pada aset berbasis ruang angkasa.”  “Mereka melihat inovasi dan aset terkait ruang angkasa AS sebagai ancaman potensial serta peluang berharga untuk memperoleh teknologi dan keahlian penting.”

Ini bukan pertama kalinya observatorium astronomi menjadi sasaran serangan siber. Pada Oktober 2022, Peretas mengganggu operasi Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Cile, dan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menjadi korban serangan siber selama bertahun-tahun. 

Pada  2021, badan tersebut terkena dampak pelanggaran SolarWinds di seluruh dunia yang oleh pimpinan NASA disebut sebagai “seruan peringatan besar” bagi keamanan siber.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement