Senin 28 Aug 2023 13:29 WIB

Revolusi AI dalam Gim Video Buat Pelaku Industri Berhati-hati

Ada kekhawatiran lapangan kerja seni di gim video digeser AI.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
 Robot AI.
Foto: EPA-EFE/MARTIAL TREZZINI
Robot AI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mulai dari menghasilkan alur cerita, mengode seluruh gim hingga mengubah ide menjadi animasi, kecerdasan buatan (AI) menjadi yang terdepan dan utama di Gamescom, salah satu pameran industri gim video terbesar. Tetapi bahkan industri yang sangat terhubung pun memandang inovasi ini dengan hati-hati dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa lapangan kerja akan menjadi berlebihan dan kreasi seni akan tersingkir.

Seorang insinyur AI dan pendiri studio United Bits Game, yang menghadiri pameran industri pekan ini, Julien Millet mengatakan AI benar-benar merupakan titik balik. Karakter responsif yang tidak dapat dimainkan atau pembuatan gambar, kode, dan skenario permainan secara otomatis adalah beberapa kemungkinan penggunaan bagi pengembang yang menggunakan AI.

Baca Juga

AI juga mampu menghasilkan ilustrasi dari teks secara instan, sehingga memungkinkan produsen “mentransmisikan visi mereka” dengan lebih baik, menurut Millet. Tetapi gambar yang diimpikan oleh AI dapat mengancam karya seniman konsep, yang memvisualisasikan gim video sebelum dibuat secara digital.

‘Dunia Mimpi’

Menarik puluhan ribu pecinta gim video setiap tahunnya, Gamescom adalah kesempatan bagi studi untuk memamerkan kreasi terbaru mereka. Banyak pemain gim atau gamer yang hadir dengan mengenakan kostum cosplay, saat mereka memadati tribun untuk mencoba gim-gim baru yang potensial—tahun ini termasuk beberapa gim yang menonjolkan AI.

Club Koala dari studi Singapura Play for Fun menawarkan pemain kesempatan untuk “menciptakan dunia impian mereka sendiri, pulau surga yang dipersonalisasi dengan karakter unik” yang dihasilkan menggunakan AI.

“AI telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari” dan memiliki “potensi besar untuk membawa industri game ke tingkat berikutnya”, kata CEO Play for Fun, Fang Han dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Malay Mail, Senin (28/8/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement