Senin 21 Aug 2023 13:15 WIB

Begini Jurus Hadapi Potensi Gempa Megathrust

Masyarakat diimbau tidak panik mengenai potensi gempa megathrust.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Terlepas dari ada tidaknya potensi bencana, masyarakat perlu memiliki pengetahuan tanggap bencana dan bisa melakukan mitigasi. (ilustrasi)
Terlepas dari ada tidaknya potensi bencana, masyarakat perlu memiliki pengetahuan tanggap bencana dan bisa melakukan mitigasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — BMKG DIY mengimbau agar masyarakat tidak panik mengenai potensi gempa megathrust. Ditegaskan bahwa itu hanya potensi, bukan prediksi 

Terlepas dari ada tidaknya potensi bencana, masyarakat perlu memiliki pengetahuan tanggap bencana dan bisa melakukan mitigasi. Dikutip dari laman BPBD DIY, Senin (21/8/2023), BPBD DIY juga bekerjasama melakukan pelatihan tanggap bencana di DIY untuk para relawan penanggulangan bencana, termasuk pada Juni lalu.

Baca Juga

Tahapan mewujudkan katana (keluarga Tangguh bencana) antara lain penilaian risiko bencana keluarga, mengenal rumah aman bencana, sistem peringatan dini keluarga dan rencana siaga bencana yaitu evakuasi mandiri keluarga dan tas siaga. Dalam mewujudkan keluarga Tangguh bencana setiap anggota keluarga perlu mengetahui risiko bencana yang berpotensi terjadi di lingkungannya yaitu rumah dan Kawasan sekitarnya.

Yuni Dwi Trisnowati, Staf Data dan Inforamsi BMKG Stasiun Geofisika Sleman mengatakan gempa dapat terjadi di mana pun dan kapan saja, tanpa mengenal musim. Gempa sering terjadi di tempat-tempat tertentu saja, di sekitar batas lempeng dan banyak di dapat sesar aktif di sekitar batas lempeng. 

“Sumber gempa potensial di Indonesia, segmentasi Megathrust wilayah Indonesia 13 segmentasi zona megathrust, sedangkan segmentasi sesar aktif, 295 sesar aktif di Indonesia, 31 diantaranya ada di Pulau Jawa,” kata dia.

Ada dua sumber pembangkit gempa bumi yang utama di Yogyakarta. Pertama di Samudera Hindia selatan Jawa terdapat zona megathrust subduksi lempeng.

Kemudian di daratan pulau Jawa, ada sebaran beberapa sesar/patahan aktif. Ancaman dari zona subduksi selatan Jawa terdekat berasal dari segmen Megathrust West-Central Java dan East Java. Masing-masing segmen mengandung potensi magnitudo maksimum (Mmax) sebesar M8,7.

Namun untuk wilayah DIY, skenario gempa terburuk yang dipergunakan dengan Mmax M8.8 (berdasarkan hasil FGD Perencanaan Pembangunan YIA Tahun 2017). Dengan mempertimbangkan M8.8 diharapkan ketahanan infrastruktur melebihi Mmax M8.7 yang telah ditetapkan PuSGeN. Ancaman dari sesar darat terdekat berasal dari Sesar Opak dengan potensi Mmax 6.6.

Berikut kiat waspada bencana gempa bumi dengan mengenali lingkungan sekitar, menurut Yuni.

1.Perhatikan tempat yang sering terjadi gempa bumi atau berada di pesisir pantai dan berada dekat dengan dataran tinggi seperti bukit. Disarankan jangan membangun rumah pada di atas atau bawah tebing, kemudian dilarang juga di atas tanah timbunan yang tingkat kepadatannya tidak sesuai dengan daya dukung terhadap bangunan di atasnya. Bangun rumah yang kuat/ tahan gempa, selain itu lokasi paling aman dan jalur singkat keluar rumah.

2. Bekali diri dengan pengetahuan sebagai antisipasi jika terjadi gempa bumi, dengan mempersiapkan tas siaga bencana (keadaan darurat) yang mudah dijangkau yang berisi kotak P3K, Senter dan baterai cadangan, air mineral, makanan instan, persediaan pakaian dan uang. Penting mencatat nomor telepon keluarga, rumah sakit, pemadam kebakaran, dll. Ketahui cara menggunakan alat pemadam kebakaran sederhana, ketahui Teknik dasar pertolongan pertama (P3K).

3. Sebelum gempa bumi terjadi, perlu membuat dan menetapkan rencana evakuasi keluarga/organisasi sekitar, sosialisasi dan berlatih secara berkala, bangun kesiapsiagaan masyarakat, mengetahui rantai komunikasi TNI, POLRI, RS, DAMKAR, Pejabat setempat, selalu pantau informasi dari BMKG.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement