REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di Dunia. Namun menurut data BPS pada 2018 dari tiga sub indeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, sub indeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.
Survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI) 2023 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 215 juta.
Di antara jumlah tersebut sebanyak 167 juta penduduk aktif di media sosial, kecenderungan untuk mengalami kecanduan sangat besar apalagi durasi mengonsumsi konten media sosial rata-rata sekitar 3 jam per hari.
"Kecanduan merupakan gangguan psikologis di mana penggunanya menghabiskan banyak waktu mengakses media sosial yang disebabkan rasa ingin tahu tinggi," ungkap Dosen Universitas Diponegoro, Amni Zarkasyi Rahman saat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, seperti dilansir pada Kamis (10/8/2023).
Lebih lanjut ia menambahkan penyebab kecanduan media sosial adalah peningkatan dopamin otak yang memberikan efek kesenangan setelah menggunakan media sosial.
Untuk mencegahnya seseorang harus memiliki tujuan menggunakan media sosial, mematikan notifikasi, dan sebaiknya tidak main ponsel sebelum dan saat bangun tidur.
"Batasi waktu dan batasi akses menggunakan media sosial dan kontrol notifikasi," sambung Dosen UNITOMO dan Chief Executive Regional ACSB East Java, Meithiana Indrasari di kesempatan yang sama.
Seseorang juga harus sadar bahwa aktivitas di luar ruangan dan interaksi langsung dengan orang lain penting. Namun jika tidak menemukan solusi meski sudah dibatasi, maka seseorang bisa minta bantuan profesional.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Vinaya menambahkan bahwa sebenarnya media sosial memiliki banyak hal positif di samping dampak negatif seperti kecanduan. Media sosial mempermudah komunikasi dan penyebaran informasi, menjadi sarana liburan dan memperluas jaringan, bahkan peluang bisnis.
"Namun hati-hati juga jejak digital dan kemungkinan terkena penipuan maupun informasi hoaks, hingga mengganggu kesehatan mental, mengganggu kehidupan nyata dan kecanduan," kata dia.
Dalam sisi kesehatan mental, menurutnya seseorang akan cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang tampak sempurna kehidupannya di media sosial. Ada pula penyakit baru yang saat ini dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out).
Seperti dinukil dari Antara, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi antara lain Kasie Kurikulum Jenjang SD, Muhammad Masyhud, Dosen Komunikasi UPNVJ, Rut Rismanta Silalahi, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar, Cut Meutia Karolina.