Selasa 08 Aug 2023 23:56 WIB

Upaya Memajukan Ekosistem Blockchain Indonesia Terus Dilakukan Bersinergi

Pengembangan Rupiah Digital, telah menarik perhatian banyak pihak.

Blockchain (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Blockchain (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek Garuda, inisiatif Bank Indonesia (BI) untuk pengembangan Rupiah Digital, telah menarik perhatian banyak pihak sejak diumumkan. D3 Labs, bersama dengan Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) bersinergi untuk memberikan dorongan dalam pengembangan tahap pertama Rupiah Digital. 

Bank Indonesia pun telah mengundang masukan atau pandangan kepada seluruh stakeholder terkait terhadap Consultative Paper (CP) untuk menyempurnakan desain pengembangan Rupiah Digital. Dalam Consultative Paper juga membahas dampak dari penerbitan Rupiah Digital pada sistem pembayaran, stabilitas keuangan dan moneter.

Baca Juga

 

Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia, Asih Karnengsih, mengatakan, sejak Bank Indonesia merilis CP pada Januari 2023, industri blockchain di Indonesia telah diundang untuk berpartisipasi dalam tahap awal pengembangan Rupiah Digital. A-B-I dan para anggotanya, termasuk D3 Labs, telah dengan gigih bekerja sama untuk memberikan rekomendasi yang berfokus pada efisiensi dan manfaat bagi masyarakat Indonesia.

 

"Inisiatif ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat mengintegrasikan teknologi tersebut dengan kebutuhan sebenarnya dari masyarakat Indonesia. Kami memahami pentingnya kolaborasi. Dengan sinergi bersama pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan pengembangan Rupiah Digital dapat menciptakan solusi yang optimal untuk masa depan," kata Asih, seperti dinukil pada Selasa (8/8/2023).

Co-CEO D3 Labs Tigran Adiwirya menyampaikan, partisipasi aktif pelaku industri dalam pengembangan Rupiah Digital adalah kesempatan berharga untuk mengakselerasi perkembangan ekosistem blockchain di Indonesia. Di samping itu, utamanya penerbitan Rupiah Digital akan memberikan banyak manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat karena menciptakan inklusivitas dalam sektor keuangan.

"Pengembangan Rupiah Digital juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta memperkuat keamanan dalam bertransaksi. Selain itu, dengan menggunakan teknologi blockchain, Rupiah Digital dapat mendorong inklusi keuangan kepada masyarakat dan memastikan aksesibilitas digital Central Bank Digital Currency (CBDC) yang luas tanpa menghambat akses bagi individu atau bisnis yang menggunakan CBDC untuk transaksi keuangan," kata Tigran.

Dalam memperkenalkan Rupiah Digital, Tigran menaruh perhatian khusus pada risiko yang mungkin muncul selama proses penarikan dan pemusnahan. Bagaimana memastikan stabilitas keuangan tetap terjaga dan risiko yang dapat dihindari? Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan oleh Bank Indonesia adalah menerapkan fitur desain yang desain khusus, seperti batas maksimum kepemilikan individu atas Central Bank Digital Currency (CBDC) dan remunerasi berjenjang, sebagai alat untuk melindungi stabilitas keuangan. 

"Dengan adanya batas maksimum kepemilikan atas CBDC oleh individu, BI dapat menghindari akumulasi yang berlebihan oleh sejumlah pihak, yang dapat menyebabkan potensi kepanikan dan penarikan dana yang masif. Selain itu, sistem remunerasi berjenjang dapat memberikan insentif bagi pemegang CBDC untuk menjaga stabilitas dan mengurangi potensi penarikan secara besar-besaran yang dapat mengganggu sistem keuangan secara keseluruhan. Melalui pendekatan ini, BI berupaya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan stabil bagi penggunaan CBDC, serta mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam perekonomian," kata dia.

Adapun, dilansir dari Antara, D3 Labs, penyedia layanan teknologi finansial berbasis blockchain, memiliki misi untuk menyederhanakan dan memberdayakan sistem keuangan melalui adopsi blockchain, membawa kepercayaan dan manfaat bagi semua orang.

Salah satu manfaat utama blockchain untuk bisnis keuangan adalah kemampuan untuk merampingkan proses dan mengoptimalisasi biaya. Dengan blockchain, transaksi keuangan dapat diotomatisasi dan menghilangkan kebutuhan perantara sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya terkait proses keuangan tradisional.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement