Senin 07 Aug 2023 04:25 WIB

Dari Bajingan yang Dulu Selalu Bersarung, Hingga Popularitas Kadrun yang Merosot

Bajingan kini menggantikan populairtas kadrun di Orde Medsos.

Karnaval Para Bajingan dan Gerobak Sapi dengan tema Kemerdekaan di Tambakan, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah. (ilustasi).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Karnaval Para Bajingan dan Gerobak Sapi dengan tema Kemerdekaan di Tambakan, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah. (ilustasi).

Oleh: Jaya Suprana, Penggagas Rekor Muri dan Aktivis Pembelajar Kemanusiaan.

Pasca-popularitas istilah Kadrun yang kini mulai merosot, maka muncul istilah baru, yaitu Bajingan. Istilah baru ini dipopulerkan oleh masyarakat Orde Medsos yang alih-alih cenderung bersifat sosial, tetapi malah asosial.

Baca Juga

Menarik bahwa kedua istilah populer tersebut sama-sama terkait dengan jenis satwa. Yang satu berasal dari kadal dan satu lagi dari bajing.

Berdasarkan selera subjektif saya, pada hakikatnya bentuk ragawi bajing lebih imut ketimbang kadal, maka secara kuantitas memang lebih banyak mainan anak-anak berbentuk bajing ketimbang kadal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kadal bermakna cukup pendek dan singkat, yaitu bengkarung titik. Meski ada pemaknaan kedua tentang kadal yang disertai tanda tanya kemudian disusul: kedal tanpa kejelasan makna kata kedal itu sendiri.

Sementara bajing relatif lebih panjang lebar dimaknakan KBBI sebagai berikut: ba•jing n tupai; Sciurus notatus; -- loncat ki pencoleng yang mencuri barang muatan dari atas kendaraan (seperti truk, bus) yang sedang berjalan; ba•jing•an 1 n penjahat; pencopet; 2 a kas kurang ajar (kata makian)

Namun, beda dari pemaknaan negatif KBBI tentang bajingan ternyata ada pula yang menyatakan bahwa bajingan adalah gelar profesional kusir gerobak sapi sebagai kendaraan transportasi tradisional di Yogyakarta.

Bahkan, profesi bajingan begitu merakyat di Yogyakarta sehingga ada lembaga asosiasi bajingan profesional. Sementara kadrun adalah akronim kadal gurun.

“Makna kata Bajingan itu sendiri adalah akronim dari Bagusing jiwa angen-angening Pangeran (dialih-bahasakan ke Indonesia kira-kira menjadi 'Bagusnya jiwa atau kesalehan seseorang merupakan insan yang selalu ingat kepada Tuhan').

Pada zaman dahulu seorang 'Bajingan' (kusir) yang bekerja selalu membawa baju koko dan sarung,” demikian pencerahan dari Isdiyana, ketua Paguyuban Bajingan Guyup Rukun Bantul, DIY.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement