Rabu 26 Jul 2023 18:07 WIB

Rumah Tahan Gempa Terbuat dari Limbah Debu, Bagaimana Wujudnya?

Rumah tahan gempa ini terwujud atas kerja sama ITS dan PLN.

Indonesia membutuhkan adanya rumah yang tahan gempa. Saat ini ITS dan PLN berhasil meluncurkan struktur rumah tahan gempa yang terbuat dari limbah debu batu bara/ilustrasi
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Indonesia membutuhkan adanya rumah yang tahan gempa. Saat ini ITS dan PLN berhasil meluncurkan struktur rumah tahan gempa yang terbuat dari limbah debu batu bara/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama PT PLN (Persero) meluncurkan struktur rumah tahan gempa yang terbuat dari limbah debu batu bara (flyashbottom ash/FABA) bernama BIMA (Bangunan Instan Modular Sederhana).

"Inovasi ini menjadi terobosan cerdas mengenai penggunaan debu hasil limbah PLN," kata Manajer Senior Transfer Teknologi Office Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi ITS Ary Bachtiar dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jatim, Rabu (26/7/2023).

Baca Juga

Ary menjelaskan inovasi ini bukan  sekadar solusi lokal, tapi juga memiliki potensi untuk berlanjut ke daerah-daerah lain. "Melalui pelatihan ini, nantinya masyarakat dapat mengembangkannya sendiri, sehingga membuka peluang dalam meningkatkan perekonomian secara berkelanjutan," kata dosen Teknik Mesin ITS itu.

Manager Business Support PT PLN Nusantara Power UP Paiton Sukarno menyebutkan bahwa inovasi BIMA ini memainkan peran penting dalam mengurangi limbah serta meningkatkan efisiensi pengolahan limbah di lingkungan PLN.

Inovasi ini juga mampu menghadirkan produk ekonomis yang ramah lingkungan, sejalan dengan visi PLN dalam berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Anggota riset dari Teknik Sipil ITS Pujo Aji merinci konsep inovatif dalam menggunakan FABA sebagai bahan utama dalam pembuatan rumah BIMA.

Dengan fokus pada keberlanjutan, ia menjelaskan inovasi ini dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi dampak negatif lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat.

Ketua Tim Riset ITS Yuyun Tajunnisa mengatakan dengan adanya inovasi BIMA ini diharapkan mampu menciptakan perubahan positif dalam dunia konstruksi dan lingkungan. Dengan adanya sinergi antara ITS, PLN, dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ini, inovasi BIMA memiliki potensi untuk merambah ke daerah-daerah lain dan membuka peluang bagi peningkatan kualitas hunian masyarakat secara berkelanjutan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement