REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CTO of MNC Digital Indonesia-RCTI+ Rio Anugrah mengungkapkan aspek-aspek kecerdasan buatan (AI) generatif di industri media dan hiburan.
Pertama, pembuatan konten dengan AI generatif. Dengan teknologi ini, pembuatan konten menjadi mudah baik itu copywriting, penyuntingan video, hingga rekomendasi.
“Jadi, sekarang sangat mudah bagi kami untuk membuat konten. Tetapi, karena sangat mudah, itu juga memudahkan pesaing kami terjun ke industri ini,” ujar Rio dalam acara diskusi panel Generative AI: Dukungan Teknologi Cloud untuk Peluang Bisnis pada Masa Depan, Selasa (25/7/2023).
Kedua, moderasi konten. Rio menuturkan, karena begitu banyak pembuat konten akan mengunggah kontennya ke platform RCTI+, mereka perlu memiliki beberapa mekanisme untuk memeriksa apakah konten tersebut memiliki hak kepemilikan atau tidak.
Ketiga, rekomendasi konten. Rio mengatakan, karena dalam situasi saat ini tidak ada rahasia di dunia maya, platform RCTI+ dapat memahami apa yang telah pemirsa lakukan dan konten apa yang pemirsa lihat.
Keempat, stabilitas. Menurut Rio, memahami stabilitas sekarang menjadi lebih signifikan bagi RCTI+.
“Karena sebagai perusahaan media, salah satu (target) industri kami adalah uang sehingga kami dapat menampilkan iklan yang lebih tepat sasaran. Kemudian untuk pengiklan, saya pikir itu akan membuat pesannya lebih terarah dan mereka bisa mendapatkan keuntungan dari penargetan iklan,” katanya.
Selain itu, RCTI+ memiliki tantangan terkait AI generatif. Dalam dunia pers, RCTI+ tetap harus memiliki konten yang benar, yang bertanggung jawab, tidak ada hoaks, dan tidak ada deep fake. Itu juga menjadi tanggung jawab lebih untuk memastikan bahwa RCTI+ menghasilkan konten yang memenuhi syarat.
Di sisi lain, RCTI+ juga membangun kemampuan untuk AI. Salah satu contoh fitur berkemampuan AI di RCTI+ adalah konten musik. Pengguna bisa mengetik apa suasana hati mereka hari ini, lalu fitur tersebut bisa menunjukkan rekomendasi musik yang bisa didengarkan oleh mereka.
Selanjutnya, hal lain dari sudut pandang RCTI+ yang lebih tinggi adalah iklan bertarget. Ini kemudian memberi RCTI+ tantangan lain karena mereka biasanya tidak berpikir bahwa semakin detail data yang dianalisis akan berdampak pada pengiklan.
Namun, Rio menjelaskan, sekarang pengiklan meminta RCTI+ memberikan info detail yang jelas, seperti aktivitas apa pun atau profil apa pun dari audiens untuk memberi mereka lebih banyak iklan bertarget.
Kemudian, ada juga perubahan yang mengubah cara pandang dan cara utama bisnis RCTI+. Rio menyebutkan meskipun RCTI+ memiliki portal berita, mereka juga memiliki agregator berita. “Jadi bagaimana mengumpulkan banyak penerbit dan memberikan audiens kami hanya ringkasan artikel,” katanya.