Senin 17 Jul 2023 01:30 WIB

Erick Thohir Peringatkan Suporter Harus Jadi Bagian Transformasi Sepak Bola

Erick menyayangkan kericuhan suporter yang masih terjadi di Liga 1.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam penutupan Liga Topskor.
Foto: REPUBLIKA/Afrizal Rosikhul Ilmi
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam penutupan Liga Topskor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengingatkan suporter agar bekerja sama dalam transformasi sepak bola Indonesia. Ia menyayangkan kericuhan suporter yang masih terjadi saat Liga 1 2023/2024 baru berjalan tiga pekan. Kericuhan suporter terjadi dalam laga Persis Solo vs Persebaya Surabaya, PSM Makassar vs Dewa United dan terbaru Persik Kediri vs Arema FC. 

Pertandingan antara Persik melawan Arema diwarnai kericuhan antar suporter. Itu terjadi setelah suporter Persik memergoki Aremania yang menyelinap menonton ke stadion di saat larangan penonton tandang diberlakukan. Adapun di dua laga lain, kericuhan terjadi antarsesama suporter tuan rumah.

Baca Juga

"Tadi malam ada lagi kerusuhan Persik vs Aremania, tiba-tiba ada suporter tamu datang. Jelas-jelas kesepakatan FIFA dengan pemerintah Indonesia, kesepakatan Liga (LIB) dengan kepolisian, tidak ada suporter tamu. Akhirnya ada perkelahian, antara suporter tuan rumah saja berkelahi kemarin," kata Erick Thohir, Ahad (16/7/2023).

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu meminta suporter untuk terlibat aktif membenahi sepak bola Indonesia. Di antaranya adalah dengan tidak membuat kekacauan selama kompetisi berlangsung. Erick mengingatkan, Indonesia masih dalam pengawasan FIFA dan akan memperlakukan larangan suporter tandang selama dua tahun.

"Nahm ini yang kita lihat, ayo suporter harus menjadi bagian Transformasi ini. Jangan lupa peristiwa Kanjuruhan belum selesai dan FIFA ini masih memantau kita dua tahun, makanya ada aturan tidak ada suporter tamu selama 2 tahun," kata Erick.

Menurutnya, jika ini terus terjadi dan tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik selama pengawasan FIFA, ada kekhawatiran Indonesia bisa dijatuhkan sanksi. 

"Kalau ini terus-menerus tidak ada introspeksi diri kita, dari suporter, dari klub, dari tentu tim yang menjadi panitia tamu. Percaya sama saya, dihukum. Apa kita mau dihukum lagi?" kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement