Kamis 13 Jul 2023 15:13 WIB

Jadi Aplikasi Populer, Apakah Threads Bisa Kebanjiran Iklan?

Mark Zuckerberg menyatakan belum akan meluncurkan program iklan dalam waktu dekat.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pengguna mengakses halaman login aplikasi media sosial Threads  Meta meluncurkan aplikasi barunya Threads yang berfungsi sebagai pendamping Instagram dan merupakan pesaing langsung Twitter Elon Musk.
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHK
Pengguna mengakses halaman login aplikasi media sosial Threads Meta meluncurkan aplikasi barunya Threads yang berfungsi sebagai pendamping Instagram dan merupakan pesaing langsung Twitter Elon Musk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pengguna Threads, aplikasi pesaing Twitter, kian berkembang pesat. Platform media sosial baru besutan Meta itu masih mengembangkan berbagai fitur, namun popularitas Threads juga semakin tinggi di antara kalangan melek teknologi.

Kondisi tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya, kapan Threads akan mulai menjaring iklan? Menanggapi pertanyaan yang bereda di Threads itu, CEO Meta Mark Zuckerberg menyatakan belum akan meluncurkan program periklanan dalam waktu dekat.

"Pendekatan kami akan sama dengan semua produk kami yang lain: membuat produk berfungsi dengan baik terlebih dahulu, kemudian lihat apakah kami dapat membawanya dengan baik ke satu miliar orang, baru memikirkan tentang monetisasi," kata Zuckerberg, dikutip dari laman Mashable SEA, Kamis (13/7/2023).

Sementara Meta dengan jelas mengatakan bahwa iklan daring konvensional belum masuk ke Threads, itu bukan satu-satunya cara konten media sosial dimonetisasi. Pemasar tidak perlu menunggu Threads menjalankan program periklanan untuk mengunggah konten bersponsor dan pemasaran ala influencer (pemengaruh).

 

Meta pun belum menanggapi rencana untuk mendukung konten bersponsor oleh jenama di Threads. Namun, ada laporan baru dari Axios yang menunjukkan bahwa Threads akan segera memperkenalkan serangkaian fitur yang bertujuan membantu jenama menjalankan kampanye iklannya secara mandiri.

Berbagai fitur serta kebijakan tentang itu juga bisa terhubung dengan Instagram. "Instagram bekerja untuk menyediakan (alat konten bermerek) dengan cepat, yang akan memberi pemasar kesempatan untuk mulai bereksperimen dengan promosi berbayar, sementara iklan masih belum tersedia," demikian bunyi laporan Axios.

Karena fitur konten bermerek Instagram sudah tersedia untuk umum, mudah untuk melihat apa yang kemungkinan akan hadir di Threads. Misalnya, Instagram mengharuskan postingan bersponsor diberi label dengan jelas sehingga pengguna tahu bahwa itu konten berbayar.

Artinya, jika seorang pemengaruh dibayar untuk memposting tentang suatu merek, mereka perlu memberi tahu pengguna. Ini juga dapat mencakup postingan di mana produk atau layanan diberikan kepada pemengaruh secara gratis atau tidak.

Dengan fitur itu, Instagram mencantumkan tag "Kemitraan berbayar dengan…" pada konten yang sesuai. Agaknya, konten bermerek di Threads akan bekerja dengan cara yang sama. Saat ini, di Instagram, akun jenama juga harus mengajukan permohonan kelayakan untuk menggunakan alat konten bermerek ini.

Tampaknya Threads juga bakal memberlakukan hal serupa, meski bisa saja ada perubahan di sana-sini. Meta pun menghadapi tantangan antara mengizinkan konten bersponsor untuk memuaskan jenama sekaligus menghindari supaya pengguna tidak dibanjiri iklan sebelum fitur Threads benar-benar mumpuni.

Saat ini, cukup banyak pengguna yang mengkritik algoritma Threads terus merekomendasikan sejumlah akun jenama dan pemengaruh sehingga banyak bermunculan di feed. Jika nantinya sudah ada label unggahan bersponsor, itu dapat membantu pengguna menghindari jenis kiriman demikian.

Yuk, follow akun Threads Republika ini

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement