Jumat 07 Jul 2023 17:34 WIB

Hadirkan Pariwisata Bersih, Begini Cara Bali Kelola Sampah

Gedung penampungan dan pemilahan sampah di TPS 3R Seminyak diresmikan.

Peresmian gedung baru TPS 3R Seminyak, Bali.
Foto: CCEP Indonesia
Peresmian gedung baru TPS 3R Seminyak, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sebagai sektor yang mengedepankan aspek kenyamanan, kebersihan, dan keindahan alam, pariwisata di Bali bertumpu pada keberlangsungan lingkungan dengan kualitas yang baik. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali bersama Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) serta dukungan dari mitra kerja, PT Tata Logam Lestari, meresmikan pengembangan infrastruktur berupa gedung penampungan serta pemilahan sampah dan sarana-prasarana pendukung di Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Seminyak.

Baca Juga

Dukungan ini dimaksudkan sebagai upaya menambah kapasitas tampung sampah di TPS 3R Seminyak agar dapat menjadi semakin maksimal. Langkah ini turut mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi langkah CCEP Indonesia untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah yang baik di Bali melalui dukungannya pada TPS 3R Seminyak ini. Dukungan yang telah diberikan sangat luar biasa, baik berupa moral maupun finansial untuk membantu menjaga Badung dari dampak yang dihasilkan dari persoalan persampahan. Kami juga akan terus berupaya mengatasi persoalan sampah ini, salah satunya di tahun 2024 mendatang, kami akan membuat regulasi, dimana setiap desa akan keluarkan sampah sesuai jenis di hari tertentu,” ucap Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, dalam siaran pers, Jumat (7/7/2023).

TPS 3R Seminyak yang berdiri di lahan seluas 1.270 meter persegi ini sendiri merupakan bagian tidak terpisahkan dari inisiatif program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh CCEP Indonesia.

Sejak tahun 2007, TPS 3R Seminyak turut menjadi bagian penting dari program Bali Beach Up yang diinisiasi CCEP Indonesia, sebuah program bersih-bersih di lima pantai sepanjang 9,7 kilometer, yang meliputi Pantai Kuta, Pantai Seminyak, Pantai Legian, Pantai Kedonganan, dan Pantai Jimbaran.

“Dukungan kepada TPS 3R Seminyak ini merupakan bagian dari perwujudan komitmen kami dalam hal pengelolaan sampah yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, yang kami sebut sebagai pendekatan kolaborasi Nona-Helix. Inisiatif ini juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari strategi keberlanjutan kami serta bagian dari bentuk dukungan atas komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% pada 2025 dalam upaya mengatasi persoalan polusi plastik,” ujar Lucia Karina, Vice President Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia dan Papua New Guinea.

Karina menambahkan, sebagai perusahaan pembotolan dan distribusi minuman kemasan, CCEP Indonesia berkomitmen kuat untuk mewujudkan praktik ekonomi sirkular. Setidaknya ada tiga komponen utama yang dilakukan perusahaan untuk mencapai hal tersebut, yaitu menghilangkan kemasan yang tidak perlu, dengan target 100% recyclability pada tahun 2025 sekaligus menghentikan penggunaan plastik murni (virgin plastic) dalam kemasan botol yang diproduksi pada 2030; mendorong kemasan sirkular dengan menggunakan 50% konten daur ulang (rPET) pada kemasan di tahun 2025 sekaligus mengumpulkan 100% botol plastik yang diproduksi pada 2030, dan melakukan investasi dan inovasi dalam solusi pengemasan masa depan.

Melalui komitmen yang kuat dalam upaya mengimplementasikan ekonomi sirkular, CCEP Indonesia berhasil mengurangi konten plastik sebesar 23,6% pada kemasan sejak tahun 2014 dan 40% pengurangan melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan atau Affordable Single Serve Pack (ASSP). Seiring dengan hal tersebut, CCEP Indonesia juga melakukan desain ulang kemasan agar mudah di daur ulang.

Terkini, CCEP Indonesia bersama dengan mitra kerjanya, Dynapack Asia, berupaya dalam hal investasi serta pengumpulan, dengan didirikannya pabrik daur ulang, Amandina Bumi Nusantara (Amandina) dan juga Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija). Melalui pabrik berkapasitas 25.000 ton per tahun ini, CCEP Indonesia akan memiliki sumber bahan baku daur ulang kemasan pascakonsumsi, yang didapatkan dari masyarakat, komunitas seperti bank sampah, dan sebagainya. 

sumber : Siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement