Rabu 05 Jul 2023 12:10 WIB

Jepang Terbitkan Pedoman Penggunaan AI Secara Terbatas di Sekolah

Pedoman penggunaan AI secara terbatas di sekolah Jepang bersifat sementara.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Kementerian Pendidikan Jepang akan memilih sekolah yang akan menguji coba AI (Foto: ilustrasi)
Foto: pixabay
Kementerian Pendidikan Jepang akan memilih sekolah yang akan menguji coba AI (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pedoman yang memungkinkan penggunaan terbatas kecerdasan buatan generatif, seperti ChatGPT, di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Jepang pada Selasa (4/7/2023).

Pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi menyerukan perhatian khusus terkait penggunaan oleh siswa SD, sambil menyatakan bahwa menyerahkan tugas sekolah yang dibantu AI sebagai milik sendiri akan dianggap curang.

Baca Juga

Sementara mengakui pentingnya siswa mendapatkan pemahaman yang kuat tentang kecerdasan buatan (AI) dan penggunaannya, pedoman tersebut juga mempertimbangkan kekhawatiran bahwa teknologi dapat berdampak negatif pada pemikiran kritis siswa dan keterampilan lainnya.

Dilansir dari Japan Today, dikutip Rabu (5/7/2023) pedoman ini bersifat sementara dan pada awalnya hanya akan mengizinkan penggunaan terbatas. Selain itu, pada musim gugur nanti Kementerian Pendidikan akan memilih SMP dan SMA yang akan menguji coba penggunaan AI dan berencana untuk merevisi pedoman tersebut berdasarkan hasil.

Diharapkan AI akan meningkatkan hasil pendidikan, tetapi memanfaatkan teknologi membawa risiko kebocoran data pribadi dan pelanggaran hak cipta serta dapat menghambat kreativitas dan motivasi siswa untuk belajar, kata pedoman tersebut. Mereka juga menyatakan perlu mendidik anak-anak tentang masalah etika yang terkait dengan AI, mengingat AI dapat digunakan di mana saja.

Pedoman tersebut menguraikan contoh penggunaan AI yang tidak tepat, termasuk siswa yang menyerahkan tugas yang dihasilkan AI sebagai milik mereka atau menggunakan teknologi tersebut selama ujian. Berikutnya, pedoman itu mengatakan penting juga bagi siswa untuk tidak memasukkan informasi pribadi ke dalam alat AI dan mematuhi aturan hak cipta.

Kementerian menyarankan AI harus digunakan untuk mendapatkan sudut pandang tambahan untuk diskusi kelas. Siswa dan guru juga harus melihat keterbatasan teknologi dengan menilai sifat kesalahan informasi yang dihasilkan.

Pedoman tersebut meminta penggunaan yang hati-hati oleh siswa SD dengan mempertimbangkan persyaratan penggunaan ChatGPT yang merekomendasikannya hanya digunakan oleh mereka yang berusia 13 tahun ke atas. Beberapa partai yang berkuasa di Jepang dan pemerintah berhati-hati dalam mengizinkan kaum muda untuk mengakses AI.

Tetapi meskipun pedoman tidak secara khusus menyebutkannya, pejabat kementerian pendidikan telah menyarankan siswa sekolah dasar di bawah 13 tahun dapat menggunakan AI sampai tingkat tertentu di bawah bimbingan guru.

ChatGPT, dikembangkan oleh perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) OpenAI, dan program kecerdasan buatan generatif lainnya dilatih menggunakan sejumlah besar data dari internet dan dapat memproses dan mensimulasikan percakapan mirip manusia dengan pengguna atau membuat gambar berdasarkan instruksi pengguna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement