Rabu 28 Jun 2023 13:19 WIB

ReLEx SMILE Jadi Teknologi JEC yang Tercatat Telah Tangani 18 Ribu Mata

Di Indonesia, sekitar lima sampai enam juta orang yang alami gangguan penglihatan.

Kesehatan mata (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kesehatan mata (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan; dengan 123,7 juta di antaranya merupakan kelainan refraksi yang belum tertangani. Dinukil dari Antara, Rabu (28/6/2023), di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat sekitar lima sampai enam juta orang yang mengalami gangguan penglihatan termasuk akibat kelainan refraksi.  

Di Indonesia, teknologi ReLEx SMILE Pro yang menggunakan mesin VisuMa 800 Femtosecond Laser bisa mengoreksi kelainan refraksi hanya dalam delapan detik per mata dengan keamanan tinggi. Itu diklaim karena didukung oleh adanya perpaduan antara teknologi lengan robotik dan AI system untuk integrasi data pendukung pre operasi agar meminimalisasi risiko. Hal ini memantapkan misi JEC Eye Hospitals and Clinics untuk menjadi laser vision correction center pertama di negara Indonesia. 

Baca Juga

JEC pun telah berhasil mengatasi kelainan refraksi pasien pada lebih dari 18 ribu mata di Indonesia menggunakan ReLEx SMILE. Teknologi mutakhir ini merupakan inovasi keluaran ZEISS, yakni korporasi global yang fokus pada pengembangan solusi optik dan optoelektronik. 

Melalui ReLEx SMILE, ZEISS sukses mengoreksi tujuh juta mata pasien di seluruh dunia. Dari jumlah itu, JEC menjadi penyedia penyedia layanan ReLEx SMILE terbanyak secara global.

Atas kontribusi tersebut, ZEISS memberikan apresiasi khusus kepada JEC, dengan seremoni penyerahan penghargaan di Rumah Sakit Mata JEC Kedoya. 

photo
Penghargaan teknologi ReLEx SMILE Pro. - (Dok. Jak)

Penghargaan diserahkan oleh Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia, Timotius Prawirahalim Lim kepada Presiden Direktur JEC Group, DR. Dr. Johan A. Hutauruk, SpM(K) dan Direktur Utama RS Mata JEC Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K).. 

 

Presiden Direktur JEC Group DR Dr Johan A Hutauruk, SpM(K) mengungkapkan harapannya, “Semoga kerja sama antara JEC Hospitals and Clinics di seluruh Indonesia dan ZEISS bisa tetap terbina dengan baik. Kami mengharapkan dukungan dari ZEISS kepada JEC dan Indonesia secara umum agar bisa bersama-sama membantu mengatasi gangguan mata di Indonesia. Ke depannya, kami optimistis JEC terus berkembang pesat, sejalan dengan inovasi-inovasi ZEISS sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan layanan koreksi mata yang selalu terdepan dan tidak ketinggalan dibandingkan dengan layanan serupa di luar negeri," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia Timotius Prawirahalim Lim mengatakan sangat bangga bekerja sama dengan JEC selama ini. Sejak 2016, JEC melalui cabang JEC Kedoya menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menyediakan layanan bedah refraksi menggunakan teknologi ReLEx SMILE VisuMa 500.

"JEC Kedoya juga menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan bedah refraksi dengan teknologi termutakhir ReLEx SMILE Pro," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement