Senin 26 Jun 2023 12:05 WIB

Kapan Startup Perlu Lanjut Atau Berhenti? Ini Saran CEO

Kominfo memastikan tren investasi startup di Indonesia masih bagus.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pendiri perusahaan rintisan tidak boleh memiliki ego pribadi agar bisnis berhasil/ilustrasi.
Foto: istimewa
Pendiri perusahaan rintisan tidak boleh memiliki ego pribadi agar bisnis berhasil/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam mengembangkan produk startup alias rintisan, sang pendiri biasanya mengalami kebuntuan ide. Namun, apakah itu waktu yang tepat untuk berhenti dan mencoba produk lain? Dua alumni Startup Studio Indonesia (SSI) membagikan pandangannya terkait hal itu.

Co-Founder and Finance Director Zi.Care (kesehatan), Ferdiansyah mengatakan dia dan tim pernah mengalami masa apakah bisnis harus berhenti atau lanjut saat masa pandemi Covid-19. Tim kemudian merenung tentang bagaimana kinerja operasinal mereka. ”Kalau kami, saat roda opersional berhenti alias stagnan, walaupun ada growth,, (dilihat dulu) apakah makronya mendukung atau nggak? Kami ada irisan dengan regulasi, itu mendukung nggak?” kata Ferdi, sapaan akrab Ferdiansyah, dalam jumpa pers “Milestone Day” di Jakarta Pusat, belum lama ini.

Baca Juga

Ferdi mengatakan tim Zi.Care harus berkaca bahwa ini industri yang sedikit hanya 3.000-an, mereka terbatas dan saling mengenal. “Makanya kita harus mempertahankan level-up kepuasan tinggi sekali,” ujar Ferdi.

CEO dan Co-Founder Broom (otomotif), Pandu Adi Laras menekankan bahwa si pendiri tidak boleh memiliki ego bahwa bisnis pasti berhasil. Pendiri harus melihat kondisi internal timnya. “Kita lihat internal, kiat set target, bukan berarti harus dicapai. Kebalikannya, kalau tidak tercapai, do something,” kata Pandu.

Pendiri dan tim bisa menentukan waktu, misalnya satu tahun atau enam bulan dalam menyelesaikan program. Jika tim tidak bisa memenuhinya, maka si pendiri harus melakukan sesuatu. “Kita harus dapat feedback juga dari eksternal, misal mau dapat pendanaan. Apakah investable, apakah di market sudah ada,” ujar Pandu.

Kominfo memastikan tren investasi ke perusahaan rintisan di Indonesia masih bagus. Ada banyak sektor yang masih bisa dikerjakan pendiri rintisan.

“Potensi pasar di Indonesia semakin besar. Indonesia terlalu luas untuk dilakukan sendiri, makanya semua pihak dari kementerian, privat,” kata Koordinator Startup Digital, Sonny Hendra Sudaryana. Standar untuk meningkatkan kuaitas dan kelebihan Indonesia perlu dikolaborasikan bersama-sama. Kominfo menargetkan tentang bagaimana membangun ekosistem lebih baik lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement