Kamis 22 Jun 2023 11:38 WIB

Rahasia Galaksi Membuat Alam Semesta Menjadi Transparan

Rahasia semesta itu terungkap berkat teleskop luar angkasa NASA James Weeb.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
NASA membagikan pemandangan baru Nebula Tarantula. Gambar ini tampak seperti ombak di lautan melalui galaksi pendamping Bima Sakti, Awan Magellan Besar.
Foto: ESA/Hubble & NASA:
NASA membagikan pemandangan baru Nebula Tarantula. Gambar ini tampak seperti ombak di lautan melalui galaksi pendamping Bima Sakti, Awan Magellan Besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Tak lama setelah Big Bang, alam semesta menjadi tempat yang gelap dan misterius. Yang dimaksud gelap adalah gas antara bintang dan galaksi buram, sehingga tidak ada cahaya yang bisa menembusnya.

Seperti yang diketahui oleh siapa pun yang pernah melihat melalui teleskop, hal itu tidak lagi terjadi. Karena kita dapat melihat benda langit di seluruh alam semesta dari titik pandang kita di Bumi.

Baca Juga

Tapi apa yang menyebabkan perubahan kegelapan?

Dilansir dari Space, tim astronom internasional yang dipimpin oleh Simon Lilly dari ETH Zurich di Swiss memiliki jawabannya dengan menggunakan pengamatan dari teleskop luar angkasa NASA James Webb. Tim melihat kembali galaksi-galaksi dari akhir Era Reionisasi, periode dramatis dalam sejarah alam semesta di mana gas dipanaskan, didinginkan, dan kemudian diionisasi kembali (diberi muatan listrik sekali lagi).

Melihat galaksi-galaksi awal itu, yang ada hanya 900 juta tahun setelah Big Bang, tim melihat bahwa sebagian besar gas di alam semesta berada di antara buram dan transparan. Tapi tepat di sekitar galaksi, semuanya menjadi jelas.

“Dengan data Webb, kami melihat galaksi mengionisasi ulang gas di sekitar mereka,” kata penulis utama makalah baru yang berbagi hasil tim, Daichi Kashino dari Universitas Nagoya Jepang dalam sebuah pernyataan.

Bayangkan masing-masing galaksi muda ini dikelilingi oleh sebuah balon. Energi dari bintang yang baru terbentuk mengionisasi ulang gas di dalam balon itu.

Saat galaksi tumbuh, gelembung gas reionisasi bergabung, menciptakan kantong transparansi yang lebih besar. Akhirnya, mereka semua bergabung untuk menciptakan alam semesta transparan

Tim dapat melihat fenomena ini berkat iluminasi quasar, lubang hitam supermasif yang sangat terang. Dengan mengarahkan Webb ke satu quasar tertentu, para astronom mengamati cahayanya bergerak melalui gas alam semesta, diserap oleh gas buram di beberapa area dan bergerak melalui gas transparan di area lain.

“Dengan menerangi gas di sepanjang garis pandang kita, quasar memberi kita informasi luas tentang komposisi dan keadaan gas,” kata Anna-Christina Eilers dari Massachusetts Institute of Technology, penulis utama salah satu makalah tim yang baru dirilis, dalam pernyataan yang sama.

Selanjutnya, tim akan lebih mendalam meneliti galaksi di lima area lain di langit yang semuanya memiliki quasar pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement