REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok mahasiswa di Sona College of Technology mengembangkan aplikasi mobile bernama 'Migrant Care'. Aplikasi ini diciptakan guna memastikan keselamatan para pekerja migran, dengan menghubungkan ke agen mereka dan petugas kepolisian.
Para pekerja dapat mengirimkan sinyal bahaya, jika mereka membutuhkan bantuan, dengan menekan tombol "Saya tidak aman" pada aplikasi. Mereka juga dapat menandai diri mereka sebagai "Aman".
Pesan tersebut kemudian dapat dilihat oleh petugas polisi secara real time, yang dapat mengaksesnya melalui fitur geolokasi yang ada di dalam aplikasi.
"Aplikasi ini dikembangkan oleh para mahasiswa BTech-IT dalam waktu kurang dari dua hari," kata Dr J Akilandeswari, Dekan Akademik dan Profesor TI di kampus tersebut, seperti dilansir dari The Siasat Daily, Ahad (18/6/2023).
Diperkirakan bahwa dari sekitar 4.000 pekerja migran di distrik Salem, hampir setengahnya mengunduh aplikasi ini dalam beberapa hari pertama. Tim ini sekarang sedang menguji aplikasi ini untuk jangkauan yang lebih luas dan untuk situasi darurat lainnya.
Negara bagian India, Tamil Nadu, memiliki lebih dari enam juta pekerja migran, dan aplikasi ini diharapkan bisa membuat semua pekerja migran aman.
"Aplikasi Migrant Care yang mudah digunakan memberdayakan para pekerja migran untuk merasa dan tetap aman dengan bantuan para petugas polisi distrik," kata Chocko Valliappa, Wakil Ketua, Sona Group of Institutions.
Tim ini juga sedang menjajaki fitur-fitur tambahan yang dapat dimasukkan ke dalam aplikasi ini di masa depan dengan masukan dari departemen kepolisian.