REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Aplikasi perpesanan WhatsApp sedang mengembangkan fitur teranyar bernama "Channel". Fitur itu dirancang khusus agar pengguna bisa melakukan siaran yang menargetkan banyak orang, sebagai alternatif dari percakapan.
Perusahaan milik Meta itu menyebutnya sebagai cara pribadi untuk mengetahui atau berbagi hal-hal yang penting, seperti kabar lokal terkini atau informasi seputar olahraga. Dikutip dari laman The Verge, Jumat (9/6/2023), fitur baru ini juga bisa dioptimalkan oleh kreator.
Sampai batas tertentu, "Channel" bisa menjadi tempat bagi pengguna yang memiliki banyak pengikut untuk mengirim teks, foto, video, stiker, dan jajak pendapat. Menurut postingan blog peluncuran WhatsApp, perusahaan memiliki rencana untuk membangun pembayaran dan layanan monetisasi lainnya di fitur "Channel".
Nantinya, pengguna dapat menemukan fitur "Channel" dengan mudah di aplikasi WhatsApp atau dengan menjelajahi direktori yang baru dibuat dan melihat pembaruan terbaru pengguna lain di bagian "Status". Terkait privasi, WhatsApp pun sudah mempertimbangkannya.
Menurut Whatsapp, privasi adalah bagian penting dari pengalaman pengguna. Itulah sebabnya informasi admin "Channel" tidak dibagikan. Aplikasi juga hanya menyimpan riwayat "Channel" selama 30 hari. Admin bahkan dapat memblokir tangkapan layar dan penerusan konten, memastikan bahwa apa yang ada di "Channel" tetap ada di sana.
Namun, "Channel" tidak dienkripsi dari ujung ke ujung. Fitur ini diperlakukan lebih seperti pesan dengan akun bisnis, yang juga tidak sepenuhnya pribadi. Meski begitu WhatsApp mengatakan sedang memikirkan cara untuk mengenkripsi beberapa saluran dari waktu ke waktu.
Fitur serupa sudah ada di aplikasi Telegram selama bertahun-tahun, yang juga disebut "Channel" dan dimaksudkan untuk siaran dari satu orang ke banyak orang. Instagram juga memiliki fitur serupa, yang disebut "Broadcast Channel".
Cukup masuk akal untuk membawa pembaruan semacam ini ke WhatsApp. Pasalnya, mendapatkan info terkini soal kualitas udara atau status perjalanan kereta terasa lebih alami di aplikasi perpesanan daripada bercampur dengan beragam hal lain di Twitter.
Akan tetapi, jika terus dikembangkan, WhatsApp bakal dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar aplikasi perpesanan. Hanya dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan memungkinkan untuk menggunakan satu akun di banyak ponsel.
WhatsApp juga telah mengerjakan alat buletin pribadi dan sistem nama pengguna baru, menambahkan jajak pendapat dan belanja, serta banyak hal serba-Facebook lainnya ke platform. Ada pula perubahan sistem status, peningkatan obrolan grup, dan banyak lagi.
"Channel" bisa jadi cara terbaru WhatsApp mencoba membawa media sosial ke perpesanan. Seperti kebanyakan fitur WhatsApp, "Channel" akan mulai diterapkan dalam skala kecil. Perusahaan berencana meluncurkan "Channel" di organisasi global terkemuka dan organisasi terpilih di Kolombia dan Singapura.
Pada awalnya, fitur "Channel" hanya akan tersedia di kedua negara tersebut, kemudian baru diperluas ke lebih banyak negara. Penggunaan "Channel" diharapkan bakal tersedia untuk lebih banyak pengguna dalam beberapa bulan mendatang.
Saat ini, miliaran orang menggunakan WhatsApp untuk berkirim pesan dengan keluarga, teman, dan kolega. Namun, seiring pertumbuhannya, WhatsApp mengembangkan monetisasi, menjadi aplikasi serbaada, dan mencoba untuk menjadi lebih dari aplikasi perpesanan.