REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Nintendo menyatakan akan mengakhiri penjualan gim di Rusia melalui gerai daringnya. Raksasa Jepang itu menghentikan operasinya karena Rusia dianggap sebagai negara yang semakin terisolasi.
Perubahan tersebut diumumkan mulai berlaku pada hari Rabu (31/5/2023), mengikuti penangguhan pengiriman produk Nintendo ke Rusia pada Maret 2022, setelah invasi ke Ukraina.
Pelanggan Rusia masih dapat mengunduh ulang konten yang dibeli sebelumnya, tetapi tidak dapat melakukan pembayaran baru atau membuat akun baru, menurut pernyataan Nintendo.
Menyusul penangguhan pengiriman dan "sebagai akibat dari prospek ekonomi, Nintendo di Eropa telah memutuskan untuk menghentikan operasi anak perusahaannya di Rusia.
"Informasi pembayaran yang terkait dengan akun Nintendo, seperti kartu kredit atau detail akun PayPal, telah dihapus karena alasan keamanan,” demikian laporan, seperti dikutip dari Japan Today, Sabtu (3/6/2023),
Gerai eShop Nintendo sudah "dalam pemeliharaan" di Rusia karena penyedia pembayarannya telah menghentikan transaksi mata uang rubel. Semakin banyak perusahaan multinasional yang sepenuhnya atau sebagian menghentikan bisnis di Rusia sejak dimulainua invasi ke Ukraina.
Beberapa menyebutkan gangguan pada bisnis, sementara yang lain secara langsung mengaitkan langkah tersebut dengan kemarahan atas keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Sementara itu, saingan Nintendo, Sony, menangguhkan pengiriman perangkat lunak dan perangkat keras ke Rusia. Selain itu, menangguhkan pengoperasian PlayStation Store di negara tersebut sejak Maret 2022.