Senin 29 May 2023 12:15 WIB

Ada Robot Rehabilitasi Medik, Efektif tidak?

Inilah terobosan baru dunia terapi rehabilitas medis terutama di Asia Tenggara.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
RS Grha Kedoya (RSGK) memperkenalkan dua robot yang membantu rehabilitasi pasien, Lexo (tubuh bagian bawah) dan Diego (tubuh bagian atas) dalam unit Advaced Medical Rehabilitation, Rabu (24/5/2023).
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
RS Grha Kedoya (RSGK) memperkenalkan dua robot yang membantu rehabilitasi pasien, Lexo (tubuh bagian bawah) dan Diego (tubuh bagian atas) dalam unit Advaced Medical Rehabilitation, Rabu (24/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — RS Grha Kedoya (RSGK) memperkenalkan dua robot yang membantu rehabilitasi pasien, Lexo (tubuh bagian bawah) dan Diego (tubuh bagian atas) dalam unit Advaced Medical Rehabilitation, Rabu (24/5/2023). Alat robotik rehabilitasi medik bernama Lexo dan Diego merupakan terobosan baru dalam dunia terapi rehabilitas medis terutama di Asia Tenggara.

“Robotik dalam dunia kesehatan, khususnya bagi pasien pasca-strok dinilai mampu membantu proses rehabilitasi yang lebih efisien dan efektif,” kata dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS Grha Kedoya, Ivan Adipurna Chandra dalam jumpa pers di RS Grha Kedoya, Jakarta Barat.

Baca Juga

Lexo dan Diego merupakan alat robotik rehab medik dari Swedia yang hadir pertama kali di Indonesia. Alat ini ditujukan untuk membantu pasien dalam melakukan rehabilitasi anggota gerak atas dan bawah secara lebih mudah, efisien, safe, efektif, dan terukur dalam melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan pasien dibandingkan  alat “robotik” lain yang telah hadir di Indonesia sebelumnya.

Ivan menjelaskan terapi robotik Lexo dan Diego dapat melatih pasien dengan gerakan yang konsisten, sehingga bisa mempercepat kesembuhan dan mampu melakukan repetisi gerakan dengan baik. Dengan itu, pasien dapat berlatih gerakan secara lebih efektif. Terapi robotik efektif membantu kesembuhan penyintas pasien pascastrok, cedera medula spinalis, cedera otak, cedera saraf perifer, Parkinson,  pascapatah tulang, dan pasien yang mengalami gangguan keseimbangan atau kelemahan otot lainnya.

MARS Hospital Director RS Grha Kedoya, dr Henry Andrean menjelaskan unit Advaced Medical Rehabilitation ini menjadi salah satu transformasi layanan yang berbasis teknologi, karena untuk penanganan masalah kesehatan diperlukan dukungan ketersediaan alat kesehatan yang aman, bermutu, dan bermanfaat bagi pasien yang membutuhkan penanganan komperhensif.

“Perbedaannya terapi konvensional adalah tingkat evaluasi pasien lebih terukur ketika dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi melakukan monitoring pasien” ujar dr Henry.

Seberapa efektif alat robotik rehabilitasi medik Lexo dan Diego? Dr Ivan menjelaskan terapi menggunakan robot Lexo dan Diego ini akan memberikan hasil yang terukur. Dengan itu, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi akan lebih mudah melakukan evaluasi terhadap pasien. Selain itu, teknologi robot/ ini berdampak pada perbaikan motorik secara global pada otot, keseimbangan, dan koordinasi anggota gerak pasien pascastrok.

“Selain sebagai fungsi penunjang medisnya, Lexo dan Diego memiliki teknologi terbaru dalam dunia kesehatan, sehingga pasien bisa lebih cepat pulih pascaperawatan,” kata dr. Ivan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement