Selasa 23 May 2023 06:42 WIB

UNHCR: 60 Ribu Warga Sudan Mengungsi ke Chad

Pertempuran antara militer dan paramiliter di Sudan memicu gelombang pengungsi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Banyak warga melarikan diri dari konflik di Sudan (ilustrasi). Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada Senin (22/5/2023), sekitar 60 ribu hingga 90 ribu orang telah melarikan diri dari Sudan ke negara tetangga Chad.
Foto: AP
Banyak warga melarikan diri dari konflik di Sudan (ilustrasi). Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada Senin (22/5/2023), sekitar 60 ribu hingga 90 ribu orang telah melarikan diri dari Sudan ke negara tetangga Chad.

REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada Senin (22/5/2023), sekitar 60 ribu hingga 90 ribu orang telah melarikan diri dari Sudan ke negara tetangga Chad. Perpindahan ini akibat kekerasan meletus akibat pertempuran antara militer dan paramiliter bulan lalu. 

Lebih dari 250 ribu orang telah melintasi perbatasan ke negara-negara tetangga sejak konflik pecah. Lebih banyak lagi yang diperkirakan akan melarikan diri saat pertempuran berlanjut.

Baca Juga

“Hampir 90 persen pendatang baru adalah perempuan dan anak-anak. Banyak yang berlindung di bawah pohon di tempat penampungan darurat dengan layanan yang sangat terbatas,” kata Asisten Komisaris Tinggi UNHCR untuk Operasional, Raouf Mazou, setelah kunjungan empat hari ke Chad.

"Mendekati musim hujan, kami sangat perlu untuk merelokasi pendatang baru ke kamp pengungsi terdekat," kata Mazou dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di N'Djamena.

Pendatang baru telah menambah sekitar 600 ribu sebagian besar pengungsi Sudan yang sudah hadir di Chad setelah melarikan diri dari konflik sebelumnya. Chad sekarang menampung hampir 700 ribu pengungsi. 

UNHCR mendesak lebih banyak dukungan internasional untuk pengungsi dari Sudan. Program Pangan PBB mengatakan awal bulan ini bahwa diperlukan 162,4 juta dolar AS untuk mendukung pemerintah Chad, dalam membantu 2,3 juta orang yang sangat membutuhkan makanan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement