Rabu 17 May 2023 19:33 WIB

Transformasi Digitali Bisa Memajukan Sektor Pertanian dan Pariwisata

Digitalisasi berperan bagi pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan pekerjaan baru.

Peserta talkshow Gerakan Nasional 1.000 Startup di Kota Manado, Provinsi Sulut.
Foto: Dok Republika
Peserta talkshow Gerakan Nasional 1.000 Startup di Kota Manado, Provinsi Sulut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data milik Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah entrepreneur di Indonesia baru mencapai 3,47 persen dari total penduduk pada 2021. Karena itu, anak muda yang mulai berani terjun menekuni perusahaan rintisan (startup) perlu didukung agar bisa sukes.

Staf Ahli Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Edwin Laurensius Kindangen mengatakan, tujuan dari penyelenggaraan Roadshow Gerakan Nasional 1.000 Startup di Kota Manado adalah untuk membangun adanya sinergitas antara transformasi digital dengan pengetahuan dan informasi mengenai startup.

"Kita tahu kalau transformasi digital berperan besar bagi pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan pekerjaan baru. Hal ini berpengaruh besar bagi calon startup digital di Sulawesi Utara. Mari kita sukseskan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk kesejahteraan masyarakat," tutur Edwin dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Andry Prasmuko menjelaskan, anak-anak muda perlu memanfaatkan digitalisasi untuk memajukan dua sektor utama penggerak ekonomi. Dua sektor tersebut adalah pertanian dan pariwisata, yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru.

 

"Jika ingin berkecimpung di dunia startup, kira-kira apa hal dari pertanian dan pariwisata yang dapat dikembangkan. Teman-teman dapat berkolaborasi dengan pemerintah maupun industri untuk mengembangkannya. Saya optimis bahwa teman-teman bisa do something. Bank Indonesia juga siap memberikan support," jelas Andry.

Subkoordinator Kerja Sama Kegiatan Tim Startup Digital Kemenkominfo, Muhammad Faisal menyampaikan, Kemenkominfo tidak hanya berperan sebagai regulator, namun sekaligus sebagai fasilitator yang membantu untuk mengembangkan potensi-potensi digital di Indonesia, termasuk Provinsi Sulut.

"Kami memiliki program utama untuk menyiapkan SDM yang ada, tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi menyiapkan bagaimana masyarakat bisa bertransformasi melalui program kami. Harapannya program ini bisa menciptakan jiwa entrepreneur digital guna melahirkan founder startup baru," jelas Faisal.

Senior Vice President Corporate Communication Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang, menyampaikan bahwa memahami startup berkaitan dengan pola pikir. Perusahaan rintisan tidak dibangun karena keinginan sesaat atau mengikuti tren yang ada, tetapi mengenai sebuah pola pikir.

"Dasar pemikiran startup adalah menciptakan solusi dan inovasi untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan pasar. Bukan hanya itu, terdapat risiko yang tidak mudah tetapi harus dihadapi untuk tetap grow," jelas Steve di depan ratusan peserta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement