Rabu 17 May 2023 15:40 WIB

Benarkah Teknologi AI Bisa Gantikan Guru dan Dosen?

Muncul kekhawatiran beberapa jenis pekerjaan karena tergantikan oleh mesin maupun AI.

Kemampuan kecerdasan buatan (AI) kini memunculkan pertanyaan sekaligus kekhawatiran./ilustrasi
Foto: Unsplash
Kemampuan kecerdasan buatan (AI) kini memunculkan pertanyaan sekaligus kekhawatiran./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Perkembangan teknologi generasi 4.0 yang pesat salah satunya ditandai dengan kehadiran sistem kecerdasan buatan (AI). Tak ayal, teknologi ini menimbulkan kekhawatiran di berbagai bidang. Di pasar tenaga kerja, misalnya, ada kekhawatiran industri 4.0 akan menurunkan bahkan menghilangkan permintaan beberapa jenis pekerjaan karena tergantikan oleh mesin maupun AI.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dalam kajian terbarunya, menyatakan ada potensi 23 juta orang terancam kehilangan pekerjaan pada 2030 sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan digitalisasi. Karakteristik pekerjaan yang terancam, dalam kajian Kadin, antara lain pekerjaan yang terstandarisasi, dapat dilakukan dengan bantuan teknologi, tingkat risiko kecelakaan kerja tinggi, serta pekerjaan yang kurang fleksibel.

Baca Juga

Kondisi ini perlu disikapi dengan adanya upaya pengembangan keterampilan serta kompetensi baru agar pekerja dapat mengikuti perkembangan zaman. Karena itulah, sektor pendidikan memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi yang mampu mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman. Di sisi lain, bidang pendidikan juga menghadapi ancaman dengan adanya kehadiran kecerdasan buatan.

“Ada kekhawatiran, pada suatu saat nanti, kecerdasan buatan akan menggantikan peran guru atau dosen,” kata Dekan Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya, Dr. Stevanus Wisnu Wijaya, dalam acara Teachers Gathering 2023 yang diadakan Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) di Hotel The Westin Jakarta pekan lalu. “Namun, kekhawatiran itu bisa disikapi secara positif. Kehadiran AI jangan dilihat sebagai sebuah ancaman, justru sebagai sebuah kesempatan untuk mendukung proses pendidikan,” kata dia dalam siaran pers, Rabu (17/3/2023).

Salah satu manfaat kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan, kata Wisnu, adalah dengan menjadikan AI sebagai sumber pengetahuan untuk membangun inovasi baru. Jika dimanfaatkan dengan baik, ia melanjutkan, AI bisa menghadirkan pengalaman belajar yang lebih baik dan menarik bagi siswa. Dengan demikian, para siswa akan terdorong untuk menjadi lebih kreatif yang pada akhirnya bisa turut berperan dalam perkembangan teknologi itu sendiri, dengan menjadi co-creator dan inovator teknologi-teknologi baru.

Bagi guru, Stevanus menjelaskan, AI sangat potensial dimanfaatkan sebagai alat untuk menganalisis data. Dengan kemampuan kecerdasan buatan yang terus berkembang, para guru bisa menggunakan hasil analisis tersebut untuk membuat pemetaan minat dan bakat para siswa, hingga merancang model pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. “Kehadiran AI akan mendorong banyak inovasi di bidang pendidikan,” ujar Stevanus.

sumber : siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement